Sabtu, 27 Juli 2013





Hening...(Jilid 1)
Lagi kawanku,,
Setangkup rindu yang berusaha ku sampaikan lewat lipatan angin.
Serasa ku genggam dalam doa.

Berubah, putaran jarum jam mengubah semuanya kawan, dari perpisahan kita semua 2 tahun yang lalu.
Menjalani peran baru dari ex.anak kuliahan bertransformasi menjadi manusia pengikis asa kehidupan, menyusuri jalanan masa depan, manusia seutuhnya di mata tuhan kita masing-masing.
Berawal...
ya, berawal dari syair "Dari Hati" yang sama-sama kita dendangkan. (kali ini aku sendiri mendengarnya)
Kamar depan, atau kamar belakang, sama saja. Seumpama anak hiperaktif yang berusaha menunjukkan kemampuan tarik suara dan hentakan bahasa tubuh mengikuti irama.
Dari hati, Need you know, Just the way you are, Berhenti di kamu, sampai pada Cinta itu sederhana, Wajah kecil, Brilliant, dan favorit salah satu adikku, What if I
.
Di sebelah warnet itu, Korean Movie yang menggerogoti otak si Tomboy itu membuat ku harus mengurut dada dan pindah ke kamar belakang untuk ikut tenggelam dalam action, comedy bahkan horror negeri antah barantah (bagi kita) bersama adik kecilku "pancaringik". Sesekali terpaksa kembali mengurut dada jika ada suara cempreng mengoceh "Kak Din, KAk Alya, Kak Fenti......baa dak kalian ajak2 den nonton kak,,mode tu kalian ka den," sembari jemari jelek dan tak beradabnya bermain di kibor Toshiba (terkadang Dell).
Membuat kami bertiga teriak layaknya paduan suara dikejar angsa "PIAK BURUAKKKKKKK.....Jan manggaduah.."
Dan drama berakhir indah dengan layar tetap terkembang menyisakan perih di kulit kami bekas tangan Jelek dan tak beradab itu. Terkadang aku berpikir, dia adalah anak kecil yang terperangkap di tubuh remaja cantik. huffttt.
Tapi sangat indah bukan, kawan.
kebersamaan itu.
tak kita miliki lagi...

Jika waktunya ada, Tomboy cantik nan anggun (heekkkkk, aku benar2 ingin muntah) berjalan indah layaknya model mengidap penyakit alergi, "tak terdefenisikan". masih dengan alas kaki plastik biru bunga2 (dan lagi jelek) dengan suara tapak kaki yang sengaja diperdengarkan menuju singgasana kami. KAMAR NO. 12.
Dinaaaa....Konteeee..alyaaaaa.....
"sapaan merdu sekalian horor", Azneyyyy...indah bukan kawan, panggilan kami akannya.
Dan semua berakhir dengan celaan yang itu2 saja, gunjingan indah pelengkap waktu dan keroyokan gila hanya untuk menyamarkan ingatan dari panasnya Kota terkutuk itu.
Dan aku, tomboy tetapi ancakkk...(kupastikan mereka semua protes, tp setidaknya aku telah men-fait accomplikan mereka, membuar mereka tak kuasa membantah fakta teraktual ini hanya karena dr segi umur aku yang paling senior..hahahahah)

Indah..
Tapi semua sudah ku bungkus rapi dalam buntelan ingatan, yang terkadang membuat kabut ini sukses mengalirkan embun jika aku sangat begitu teringat kalian.

pernah ku tulis di bagian skripsi ku, mereka adalah aspirin dan mefenamat di kala sakit ku.
Kepada waktu aku bercerita aku MENYAYANGI mereka, karena itu aku selalu hampir tak mau meninggalkan mereka. Menjadi kakak yang tak pernah bisa menolak apa perkataan mereka, siap dimarahi mereka jika aku salah (apalagi jika galau masalah lelaki yang khilaf-red)
Kali ini beruntung mempunyai sahabat yang tidak hanya mengikuti alur kita, tetapi bantahan mereka membuat ku mempunyai hidup baru. Karena kau tahu mereka tahu mereka lakukan semua untuk kebaikan sahabat.
Terima kasih atas kata-kata kasarmu sayang (si tomboy itu).
Bebas, itulah tema kita, tak peduli akan mode, tak peduli akan bisikan halus, yang kita peduli hanya KAU< DEN, NDEEEE BAA lahh Ko eeeee..... (kangen logat kita dalam pengucapan kalimat itu :))

Berubah, karena waktu dan tuntutan.
itulah tema kita waktu ini.
sedikit kalimat buluh perindu "tidakkah mereka ingin mengulang bahkan hanya sekedar hadir kembali dalam kisah itu"

Kepada mereka, di sudut jelaga ini ku muntahkan kerinduanku. AKU RINDU MASA ITU.
Semoga saja di hariku, ku lihat wajah kalian semua.

*cukup hari ini, nanti akan ku tuang lagi kisah kita, bukan cerita yah,,,

Ruang jelaga, 13.40
28/07/2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar