Selasa, 10 Mei 2011

Mama, Mengapa Engkau Tak Menginginkanku?,


Mama, diusiaku yang ke 100 hari di tubuhmu, aku sudah 8 cm, organ tubuhku sudah mulai terbentuk hari ini aku sudah belajar menghisap jempol mungilku tiap kali aku menghisapnya aku pasti tertidur lelap

Mama, sekarang usiaku sudah 15 Minggu, aku sudah bisa mendengar suaramu, aku suka sekali mendengar kan suara mama, namun yang paling kusuka adalah suara detak jantung mama setiap kali aku mendengarnya aku merasa nyaman

Mama, aku punya kabar baik untukmu diusiaku yang menginjak 16 Minggu, tahu tidak? aku seorang laki-laki...Mama pasti senang mendengarnya. Aku selalu ingin agar mama bahagia. Aku tidak suka kalau mama menangis, sering aku dengar mama menangis, tahu tidak mama, aku juga ikut menangis, tapi mungkin mama tidak mendengarnya.

Horeee, Mama aku sudah tumbuh rambut, tidak banyak memang tapi suatu saat pasti akan lebat. diusiaku yang 17 minggu ini aku juga bisa menggerakkan badanku meski tidak banyak, seringkali aku ngulet lho...mungkin mama bisa merasakannya.

Hari ini mama ke dokter, aku mendengar suara, itu bukan suara mama. ia mengatakan sesuatu tentang aborsi...apa itu aborsi, Ma?Mama aku tak mau mendengar suara dokter lagi...aku tidak suka mendengar suaranya dan suara orang yang minggu lalu berkata aborsi, terdengar tidak ramah.

Suatu Hari
Mama, apa ini...sesuatu berusaha menusuk ku sepertinya tajam sekali...Mama...sakit...Tolong suruh orang itu menghentikannya mama, aku kesakitan disini, aku tidak bisa menghindari benda ini. Tolong mama!!!

MINGGU KE 20
Mama, aku baik baik saja. Aku berada di tempat yang indah sekali Aku sekarang bersama Penciptaku disini. Ia yang memberitahuku tentang aborsi saat aku menanyainya. Mama mengapa mama tidak menginginkanku?

Tukang Cukur & Tuhan


Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.

Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan. Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya Tuhan itu ada”.

“Kenapa kamu berkata begitu ???” timpal si konsumen.
“Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, di jalanan… untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada.

Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, Adakah yang sakit??, Adakah anak terlantar??. Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi.”

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat. Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.

Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, gimbal, kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat. Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata,

“Kamu tahu, sebenarnya TUKANG CUKUR itu TIDAK ADA.”

Si tukang cukur tidak terima,” Kamu kok bisa bilang begitu ??. Bukankah Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!”

“Tidak!” elak si konsumen.
“Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana”, si konsumen menambahkan.

“Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!”, sanggah si tukang cukur.
” Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya”, jawab si tukang cukur membela diri.

“Cocok!” kata si konsumen menyetujui. Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA !

Tapi apa yang terjadi… orang-orang TIDAK MAU Kembali kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”

Cinta Yang Utuh Tak Tersentuh


Jika ada yang bertanya, bagaimana aku memandang perkara jodoh, maka akan ku jawab, bagiku sama saja kau menanyakan keyakinanku tentang kematian..

Jodoh dan kematian adalah rahasia-Nya yang tersembunyi dalam tabir keghaiban-Nya, dan tersimpan dengan indah dalam tiap lembar daun di lauhul mahfuzh..

Lalu apa yang ku khawatirkan? Dan kenapa pula ku harus mengejar? Tidak, aku tak sudi.. Ku katakan padamu wahai para wanita perhiasan terindah dunia..

Jangan pernah mengobral murah kehormatanmu untuk hal yang kau sendiri tak yakin kehakikiannya? Pahamkah maksudku?

Ku tanya padamu, pernahkah kau jatuh cinta? Ku akui, akupun juga… Tapi tak pantas bagi kita mengumbar rasa itu.. Rasa yg entah akan berlabuh di mana?Lalu pikirkan, jika dia yang kau cinta, yang mengganggu tidurmu, membuatmu menangis karena rindu, ternyata bukan atau mungkin tak kan pernah menjadi pendampingmu, atau bukan kau yang dia pilih? Tak malukah? Tak malukah?

Lalu, apa masih mampu kau tatap wajah suamimu kelak dengan cinta yang seutuhnya jika ternyata dulu kau pernah menaruh separuh hatimu pada lelaki lain… Wahai para lelaki, tak cemburukah? Tak cemburukah? Tak cemburukah kau jika saat ini wanita yang kau pilih kelak sedang menyerahkan hatinya pada lelaki selainmu, namun ternyata kau yang akan meminangnya.

Tak sakit hatikah bila ketika bersamamu, ternyata dia tengah membandingkanmu dengan sosok lain dalam hatinya? Tak sedihkah? Tak sakitkah? Tak cemburukah? Jika kau, para lelaki, menjawab 'ya' maka, itu pula yang kami, wanita, rasakan..

Takkan pernah bosan ku ingatkan, bahwa yang akan berlaku tetaplah ketetapan-Nya…. Sekuat apapun usaha kalian jika tak sejalan dengan kehendak-Nya, maka tak akan pernah terjadi.. . Lalu, buat apa kau mubazirkan waktumu? Untuk apa Kau kuras energi? Kerana apa kau habiskan airmatamu?.... untuk orang yang belum tentu menjadi milikmu? Untuk apa?

Dan ku katakan padamu. Mungkin kau yang akan memilihku belum ku cinta saat itu. Tapi ketahuilah, karena kau memilihku, kau ku cinta... Bukankah jatuh cinta adalah sebuah proses? Akan ada sebab, akan ada hal yang membuatku jatuh cinta padamu, dan kau pun akan mencintaiku.. Dan ketika itu terjadi, semua telah terangkai dengan indah dalam kerangka kehalalan, dalam ikatan pernikahan yang disebut mitsaqan ghalizhan..

Dan tak akan pernah ada ragu ku katakan kuserahkan cintaku UTUH TAK TERSENTUH, padamu.. Hanya padamu.. ya, hanya padamu dan untukmu duhai cintaku…

Seorang Ibu Dan Karpetnya Yang Sering Terlihat Kotor


Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki. Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik. Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur Dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu.

Cuma ada satu masalah, ibu yang pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, Dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah serta berulang ulang kali terjadi dan ini begitu menyiksanya. Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya.

Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata kepada sang ibu :"Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan" Ibu itu kemudian menutup matanya.

"Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?" Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yg murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.

Virginia Satir melanjutkan; "Itu artinya tidak Ada seorangpun di rumah ibu. Tak Ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka. Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi". Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, napasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.

"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran berceceran disana??artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu".

Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tsb. "Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya

"Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?" Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Aku tahu maksud anda" ujar sang ibu, "Jika Kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".

Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg dikasihinya ada di rumah.

catatan :
Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming). Teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana Kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita sehingga sesuatu yg tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.

Lima Menit Saja, Ayah

print this page
Seorang ibu duduk di samping seorang lelaki di bangku dekat Taman-Main di West Coast Park pada suatu minggu pagi yang indah cerah. "Itu putra saya yang di situ," kata ibu tadi, sambil menunjuk ke arah seorang anak kecil dalam T-shirt merah yang sedang meluncur turun dipelorotan.

"Wah, tampak bahagia sekali bocah itu," kata bapak di sebelahnya. Mata ibu itu berbinar, bangga.

"Lihat anak yang sedang main ayunan di bandulan pakai T-shirt biru itu? Dia anakku," sambung sang lelaki , memperkenalkan. Lalu, sambil melihat arloji, ia memanggil putranya.

"Ayo Jack, gimana kalau kita sekarang pulang?" Jack, bocah kecil itu, setengah memelas, berkata, "Kalau lima menit lagi, boleh nggak Yah? Sebentaaaar lagi yah, boleh kan? Cuma tambah lima menit kok.........yaaa...?"

Pria itu mengangguk dan Jack meneruskan main ayunan untuk memuaskan hatinya. Menit menit berlalu, sang ayah berdiri, memanggil anaknya lagi. "Ayo, ayo, sudah waktunya berangkat?"

Lagi-lagi Jack memohon, "Ayah, lima menit lagilah. Cuma lima menit tok, ya? Boleh ya, Yah?" pintanya sambil menggaruk-garuk kepalanya. Pria itu bersenyum dan berkata, OK-lah, kalau begitu..."

"Wah, bapak pasti seorang ayah yang sabar," ibu yang di sampingnya, dan melihat adegan itu, tersenyum senang dengan sikap lelaki itu. Pria itu membalas senyum, lalu berkata,

"Putraku yang tertua, John, tahun lalu terbunuh selagi bersepeda di dekat sini, oleh sopir yang mabuk. Tahu tidak, aku tak pernah memberikan cukup waktu untuk bersama John. Sekarang apa pun ingin kuberikan demi Jack, asal saja saya bisa bersamanya biar pun hanya untuk lima menit lagi.

Saya bernazar tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi terhadap Jack. Ia pikir, ia dapat lima menit ekstra tambahan untuk berayun, untuk terus bermain. Padahal, sebenarnya, sayalah yang memperoleh tambahan lima menit memandangi dia bermain, menikmati kebersamaan bersama dia, menikmati tawa renyah-bahagianya...."

Mencari Sujud Kita Yang Hilang


“Setetes air akan terlupakan jika ada segelas air, segelas air akan terlupakan jika ada seember air dan seember air akan terlupakan saat melihat kolam air melimpah ruah, sayangnya waktu berjalan berbanding terbalik, lautan luas, danau, kolam dan seember air hanya ada dimasa muda kita.

Dan semakin kita tua, kita hanya bisa mendapatkan setetes air di akhir hidup kita, dan dua sujud itu bagai setetes air yang melepas dahaga...”

Siang itu aku terbaring lemah di tempat tidur, ku usap kening yang basah dan ku basuh kembali dengan kompress yang telah disiapkan oleh istriku sejak pagi tadi. Ku coba menenangkan diri dan merenungi, mengapa aku bisa terserang penyakit seperti ini.

Sudah tiga hari ini aku merasakan badanku sangat panas, bibir kering dan badan pegal-pegal, tapi aku tidak tahu mengapa seluruh sendiku terasa nyeri sekali. Aku sudah berusaha pergi kedokter, dan dokter menyatakan aku hanya sakit kelelahan biasa, dan tak perlu ada yang dikhawatirkan.

Hari keempat pada sepertiga malam, kurasakan badanku tak bisa bergerak sama sekali, aku terbaring lemah di kasur, hanya bisa memandang langit-langit dengan bola mata yang senantiasa basah oleh airmata. Saat-saat seperti ini kematian terasa begitu mendekat dan kecongkakan sebagai manusia lenyap dari sanubari.

Berganti dengan rasa takut akan ajal yang akan segera tiba sementara jiwa belum siap menghadapinya. Hanya tangisan dan tangisan mengisi detik demi detik, menyesali waktu yang terlewat begitu saja, menyesali masa yang berlalu tanpa makna. Seraya bibir bertasbih dan hati memohon janji kepada sang pemilik jiwa untuk diberi sehat kembali agar bisa beribadah dengan lebih baik dari hari ini dan hari kemarin.

Begitulah janji ucap seorang hamba ketika dalam posisi lemah, ketika dalam posisi tertawan oleh takdir bahwa kelak manusia akan mati meninggalkan dunia dan pergi menemui rabbnya. Aku yang saat itu tak bisa berbuat apa-apa hanya bisa memohon kepada rabb agar diberi kesempatan beribadah kepadanya, melaksanakan qiyamullail meski aku tak tahu apakah sanggup atau tidak, Aku hanya ingin sholat dengan khusuk, di saat-saat akhir kekuatan masih merayap dalam tubuh ini, disaat aku masih bisa bersujud meski dua sujud saja.

Dulu saat aku sehat, jangankan dua sujud, ribuan sujud pun aku masih sanggup, tetapi ribuan sujud itu aku sia-siakan, berlalu bagai debu ditiup angin. Kini, hanya dua sujud saja yang aku persembahkan untuk Tuhanku aku tak mampu, hanya dua sujud saja aku tak bisa, sampai aku memohon-mohon dengan air mata kepada Rabbku agar diberi kekuatan menegakan dua sujud itu.

Ya robbi, hanya dua sujud saja aku tak bisa memberikan ibadah terbaikku untuk Mu. Ya Tuhanku, bagaimana berharganya dua sujud ini bagiku, dua sujud yang pernah aku sia-siakan dalam sehat dan waktu luangku. Dua sujud yang membedakan seorang mukmin dengan fajir, dua sujud yang membuat hamba mudah dikenali pada yaumil mahsyar, dua sujud yang memberikan kedamaian pada malam-malam seorang hamba yang soleh, dua sujud yang memberikan keadilan pada para pemimpin yang takut kepadamu disaat manusia lain terlelap tidur.

Dua sujud yang membuat si papa merasa lebih kaya dari para agniya yang masih sibuk menghitung uangnya meski hari telah larut, dua sujud yang mampu memberikan keberkahan dan kesehatan para hambamu para ahli qiyamul lail, dan dua sujud itu pula yang telah aku lupakan selama ini, sehingga aku tak siap menghadapi terkaman takdir bahwa aku harus terbaring disini. Ya robbi, ampuni aku...ya robbi kasihani aku...ya robb beri aku kesempatan menikmati dua sujud itu...ya robb...amin..

Cinta Dalam Hening, Sebuah Kisah Cinta Yang Indah


Duhai gadis, maukah ku beritahukan padamu bagaimana mencintai dengan indah? Inginkah ku bisikkan bagaimana mencintai dengan syahdu? Maka dengarkanlah Gadis, Saat ku jatuh cinta.

Tak akan ku berucap, Tak akan ku berkata. Namun ku hanya akan DIAM. Saat ku mencintai, takkan pernah ku menyatakan. Tak akan ku menggoreskan. Yang ku lakukan hanyalah DIAM.

Aku tahu, cinta adalah fitrah. Sebuah anugrah tak terperih. Karena cinta adalah kehidupan. Karena rasa itu adalah cahaya. Aku tahu, hidup tanpa cinta, bagaikan hidup dalam gelap gulita.. Namun.. Saat rasa itu menyapa, maka hadapilah dengan anggun. Karena rasa itu ibarat belenggu pelangi, dengan begitu banyak warna.

Cinta terkadang membuatmu bahagia, namun sering sekali membuatmu menderita. Cinta ada kalanya manis bagaikan gula, Namun juga mampu memberi pahit yang luar biasa. Cinta adalah perangkap rasa.. Sekali kau salah berlaku, maka kau akan terkungkung dalam waktu yang lama dalam lingkaran derita.

Maka gadis, Agar kau dapat keluar dari belenggu itu. Dan mampu melaluinya dengan anggun.. Maka mencintailah dalam hening. Dalam diam.. Tak perlu kau lari, tak perlu kau hindari. Namun juga, jangan kau sikapi dgn berlebihan. Jangan kau umbar rasamu. Jangan kau tumpahkan segala sukamu..

Cobalah merenung sejenak dan fikirkan dgn tenang.. Kita percaya takdir bukan? Kita tahu dengan sangat jelas... Dia, Allah telah mengatur segalanya dengan begitu rapinya? Jadi, apa yang kau risaukan? Biarkan Allah yg mengaturnya, Dan yakinlah di tangan-Nya semua akan baik-baik saja..

Cobalah renungkan... Dia yang kau cinta, belum tentu atau mungkin tak akan pernah menjadi milikmu.. Dia yang kau puja, yang kau ingat saat siang dan yang kau tangisi ketika malam, Akankah dia yang telah Allah takdirkan denganmu?

Gadis, kita tak tahu dan tak akan pernah tahu.. Hingga saatnya tiba.. Maka, ku ingatkan padamu, tidakkah kau malu jika semua telah kau umbar... Namun ternyata kelak bukan kau yg dia pilih untuk mendampingi hidupnya? Gadis, Karena cinta kita begitu agung untuk di umbar.. Begitu mulia untuk di tampakkan.. Begitu sakral untuk di tumpahkan..

Dan sadarilah gadis, fitrah kita wanita adalah pemalu, Dan kau indah karena sifat malumu.. Lalu, masihkah kau tampak menawan jika rasa malu itu telah di nafikan? Masihkah kau tampak bestari jika malu itu telah kau singkap.. Duhai gadis, jadikan malu sebagai selendangmu.. Maka tawan hatimu sendiri dalam sangkar keimanan.. Dalam jeruji kesetiaan.. Yah.. Kesetiaan padanya yg telah Allah tuliskan namamu dan namanya di Lauhul Mahfuzh.. Jauh sebelum bumi dan langit dicipta..

Maka cintailah dlm hening. Agar jika memang bukan dia yang ditakdirkan untukmu, Maka cukuplah Allah dan kau yg tahu segala rasamu.. Agar kesucianmu tetap terjaga.. Agar keanggunanmu tetap terbias..

Maka, ku beritahukan padamu, Pegang kendali hatimu..Jangan kau lepaskan. Acuhkan semua godaan yg menghampirimu.. Cinta bukan untuk kau hancurkan, bukan untuk kau musnahkan.. Namun cinta hanya butuh kau kendalikan, hanya cukup kau arahkan..

Gadis... yang kau butuhkan hanya waktu, sabar dan percaya..Maka, peganglah kendali hatimu, Lalu arahkan pada-Nya.. Dan cintailah dalam diam.. Dalam hening..

Itu jauh lebih indah dan sungguh Jauh lebih suci

Begitu Sempurnanya Engkau Istriku



Seorang pria dan kekasihnya baru saja menikah dan acaranya pernikahannya sungguh megah. Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut. Suatu acara yang luar biasa mengesankan.

Mempelai wanita begitu anggun dalam jilbab putihnya dan pengantin pria dalam balutan jas hitam yang gagah. Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.

Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, "Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan," katanya sambil menyodorkan majalah tersebut. "Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia"

Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikan mereka bersama.

Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing. Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya.
"Aku akan mulai duluan ya", kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya.
Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman. WOOOW

Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa airmata suaminya mulai mengalir. "Maaf, apakah aku harus berhenti?" tanyanya. "Oh tidak, lanjutkan" jawab suaminya.

Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, hingga habis semua yang ia tulis, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis diatas meja dan berkata dengan bahagia. "Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu".

Dengan suara perlahan suaminya berkata "Maafkan aku istriku, aku tidak mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang"

Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya, Ia menunduk dan menangis.

Akankah Begini, Jika Nikmat Kita Diambil

Ini cerita tentang Anisa, seorang gadis kecil yang ceria berusia lima tahun. Pada suatu sore, Anisa menemani Ibunya berbelanja di suatu supermarket. Ketika sedang menunggu giliran membayar, Anisa melihat sebentuk kalung mutiara mungil berwarna putih berkilauan, tergantung dalam sebuah kotak berwarna pink yang sangat cantik. Kalung itu nampak begitu indah, sehingga Anisa sangat ingin memilikinya.

Tapi… Dia tahu, pasti Ibunya akan berkeberatan. Seperti biasanya, sebelum berangkat ke supermarket dia sudah berjanji : Tidak akan meminta apapun selain yang sudah disetujui untuk dibeli. Dan tadi Ibunya sudah menyetujui untuk membelikannya kaos kaki ber-renda yang cantik.

Namun karena kalung itu sangat indah, diberanikannya bertanya : “Ibu,bolehkah Anisa memiliki kalung ini ? Ibu boleh kembalikan kaos kaki yang tadi… ” Sang Bunda segera mengambil kotak kalung dari tangan Anisa.Dibaliknya tertera harga Rp 15,000. Dilihatnya mata Anisa yang memandangnya dengan penuh harap dan cemas. Sebenarnya dia bisa saja langsung membelikan kalung itu, namun ia tak mau bersikap tidak konsisten…

“Oke … Anisa, kamu boleh memiliki kalung ini. Tapi kembalikan kaos kaki yang kau pilih tadi. Dan karena harga kalung ini lebih mahal dari kaos kaki itu, Ibu akan potong uang tabunganmu untuk minggu depan. Setuju ?” Anisa mengangguk lega, dan segera berlari riang mengembalikan kaos kaki ke raknya.”Terimakasih…, Ibu”

Anisa sangat menyukai dan menyayangi kalung mutiaranya. Menurutnya, kalungitu membuatnya nampak cantik dan dewasa. Dia merasa secantik Ibunya. Kalung itu tak pernah lepas dari lehernya, bahkan ketika tidur. Kalung itu hanya dilepasnya jika dia mandi atau berenang. Sebab, kata ibunya, jika basah, kalung itu akan rusak, dan membuat lehernya menjadi hijau…

Setiap malam sebelum tidur, Ayah Anisa akan membacakan cerita pengantar tidur. Pada suatu malam, ketika selesai membacakan sebuah cerita, Ayah bertanya “Anisa…, Anisa sayang ngga sama Ayah ?”
“Tentu dong… Ayah pasti tahu kalau Anisa sayang Ayah !”

“Kalau begitu, berikan kepada Ayah kalung mutiaramu…”
“Yah…, jangan dong Ayah ! Ayah boleh ambil “si Ratu” boneka kuda dari nenek… ! Itu kesayanganku juga”

“Ya sudahlah sayang,… ngga apa-apa !”
. Ayah mencium pipi Anisa sebelum keluar dari kamar Anisa.

Kira-kira seminggu berikutnya, setelah selesai membacakan cerita, Ayah bertanya lagi, “Anisa…, Anisa sayang nggak sih, sama Ayah >?”
“Ayah, Ayah tahu bukan kalau Anisa sayang sekali pada Ayah ?”.

“Kalau begitu, berikan pada Ayah kalung mutiaramu.”
“Jangan Ayah… Tapi kalau Ayah mau, Ayah boleh ambil boneka Barbie ini.. “
Kata Anisa seraya menyerahkan boneka Barbie yang selalu menemaninya bermain.

Beberapa malam kemudian, ketika Ayah masuk kekamarnya, Anisa sedang duduk di atas tempat tidurnya. Ketika didekati, Anisa rupanya sedang menangis diam-diam. Kedua tangannya tergenggam di atas pangkuan.
Dari matanya, mengalir bulir-bulir air mata membasahi pipinya…
“Ada apa Anisa, kenapa Anisa ?”
Tanpa berucap sepatah pun, Anisa membuka tangan-nya. Di dalamnya melingkar cantik kalung mutiara kesayangannya ” Kalau Ayah mau… ambillah kalung Anisa”

Ayah tersenyum mengerti, diambilnya kalung itu dari tangan mungil Anisa. Kalung itu dimasukkan ke dalam kantong celana. Dan dari kantong yang satunya, dikeluarkan sebentuk kalung mutiara putih… sama cantiknya dengan kalung yang sangat disayangi Anisa…

“Anisa… ini untuk Anisa. Sama bukan ? Memang begitu nampaknya, tapi kalung ini tidak akan membuat lehermu menjadi hijau”

Ya, ternyata Ayahnya justru memberikan kalung mutiara asli untuk menggantikan kalung mutiara imitasi Anisa. Mutiara asli yang sejak 3 hari lalu dia simpan untuk anaknya.

Demikian pula halnya dengan Pencipta, terkadang Dia meminta sesuatu dari kita, karena Dia berkenan untuk menggantikannya dengan yang lebih baik. Namun, kadang-kadang kita terlalu tamak dengan apa yang kita miliki, sehingga untuk yang membutuhkan pun, terkadang kita terlalu berat untuk mengeluarkannya bahkan hanya sesuatu yang sudah usang dan sudah tak layak, yang kita berikan.

Padahal Sang Pencipta menjamin untuk menggantinya dengan yang lebih baik. Seperti Annisa atau bahkan lebih naif dari Anisa : Menggenggam erat sesuatu yang kita anggap amat berharga, dan oleh karenanya tidak ikhlas bila harus kehilangan…kecuali jika sudah tak layak, ..........

Inilah Cara Mempraktekkan Gaya 69 yang Diajarkan Islam


Apakah para pembaca situslakalaka tahu gaya 69 yang baik dan benar? Anda pernah melaksanakan gaya 69 ini dalam kehidupan rumah tangga? Dalam kehidupan sehari-hari penerpan gaya 69 sering tidak dilakukan dengan semestinya ini sehingga tidak jarang tidak mendapat ketenangan hidup.

Inilah gaya 69 yang baik dan benar sesuai dengan ajaran islam. Jika anda seorang muslim anda harus melaksanakan 69 menurut aturan ini agar mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Cekidot Coba laksanakan 6 gaya dan hindarkan 9 gaya ini maka anda akan mendapatkan kenikmatan yang sempurna….

6 Gaya hidup yang harus dilaksanakan:
1. Yakin dengan sebenarnya kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.
2. Sholat 5 waktu jangan sampai ditinggalkan usahakan berjamaah di Masjid
3. Belajar terus ilmu agama dan jangan lupa zikir / ingat selalu kepada Allah.
4. Sayangi sesama saudara muslim dan beraklak mulia kepada semua makhluk ciptaan Allah SWT.
5. Ikhlas dalam berbuat sesuatu tanpa mengharap imbalan semata-mata karena Allah SWT.
6. Berjuang membela agama dengan cara mendakwahkan agama dimanapun agan berada.

9 Gaya hidup yang harus dihindarkan:
1. Syirik (yakin kepada selain Allah).
2. Ingkar kepada Nabi dengan cara mendustakan sunnah-sunnahnya.
3. Mengikuti gaya dan pola hidup yang tidak islami dalam perbuatan sehari-hari (terikut arus modernisasi).
4. Menghabiskan waktu dengan pekerjaan sia-sia demi kesenangan sesaat (malas sholat).
5. Tidak mau belajar agama.
6. Tidak pernah ingat kepada Allah.
7. Egois dan individualistis
8. Semua tindakan yang dilakukan harus ada imbalan.
9. Terlalu cinta dunia dan takut mati.

Itulah gaya 69 yang benar benar diajarkan oleh Islam, sekelumit artikel yang mempunyai makna dan semoga bermanfaat bagi kehidpan kita..( ada yang kecele nih, wkwkwkwkkwkw)

Minggu, 01 Mei 2011

Surat-surat Cinta Orang-orang Terkenal ^^

Tulisan ini adalah bagian ketiga dari Trilogi Catatan dari Orang-orang Terkenal, yaitu Kata-kata Terakhir Orang-orang Terkenal, Kata-kata Aneh Orang-orang Terkenal dan Surat-surat Cinta Orang-orang Terkenal, yang merupakan tulisan hasil kompilasi dari berbagai sumber.
Semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi buat Wikimuers bahwa cinta ternyata bisa menjadi inspirator terbesar dalam perjalanan hidup kita. Berikut daftar nama-nama orang-orang terkenal tersebut :

1.Ir. Soekarno, Presiden Pertama RI
2.Bung Tomo, (Sutomo, Pahlawan yang belum diberi gelar)
3.H. Agus Salim, Pahlawan Nasional
4.Mohammad Natsir, Tokoh Politik Pemimpin Masyumi
5.Khalil Gibran, Penyair Libanon
6.Napoleon Bonaparte, Kaisar Perancis
7.Albert Einstein, Fisikawan Penemu Teori Relativitas
8.Igor Stravinsky, Komposer
9.Fidel Castro, Pemimpin Cuba
10.Lady Diana Spencer, istri Pangeran Charles dari Inggris
11.Ayatullah Ruhullah Khomeini, Pemimpin Spiritual Iran
12.Abigail Adams, istri Presiden AS ke-2
13.Ludwig Van Beethoven, Komposer
14.George Bernard Shaw, Pengarang naskah drama asal Irlandia
15.Winston Churchill, Perdana Menteri Inggris
16.Mark Twain, Penulis asal Amerika
17.John Constable, Pelukis asal Inggris
18.Alfred de Musset, Penulis puisi asal Perancis
19.Victor Hugo, Penulis asal Perancis
20.Henry VIII, Raja Inggris
21.Wolfgang Amadeus Mozart, Komposer
22.Kaisar Nicholas II dari Rusia
23.Count Leo Tolstoy, Penulis Rusia
24.Voltaire, Pengarang Perancis dan Filsuf
25.Woodrow Wilson, Presiden AS ke-28
26.Anwariansyah, Wikimuer

1. IR. SOEKARNO, Presiden Pertama RI


Penggalan kalimat di dalam surat cinta kepada Fatmawati bertanggal 11 September 1941 :

O, Fatma, jang menjinarkan tjahja. Terangilah selaloe djalan djiwakoe, soepaja sampai dibahagia raja. Dalam swarganya tjinta-kasihmoe....


Penggalan kalimat di dalam surat cinta kepada Yurike Sanger (aslinya berbahasa Inggris)

Yury,
Aku mengunjungimu hari ini, tapi kamu sedang keluar (ke Wisma Shelll?) Aku datang hanya ingin mengatakan “Aku cinta kamu”.

Milikmu
Sukarno

Dalam surat yang lain kepada Yurike Sanger (aslinya berbahasa Inggris) :

Kasih tercinta Yuri,

Hari ini aku tidak bisa datang.
Aku sangat sibuk, yang mana
aku tidak dapat mencari waktu untuk menemuimu.

Tapi aku melihatmu dalam hatiku,

Jaga dirimu baik-baik.

Surat kepada Ratna Sari Dewi (Naoko Nemoto) :

Bertanggal 2-10-'65


Dewiku tercinta,

Saya dalam keadaan baik dan sangat sibuk dengan konferensi bersama semua panglima

militer untuk menyelesaikan konflik di kalangan militer. Jangan khawatir, sayang!

Sayang dan 1000 ciuman

Sukarno


2. BUNG TOMO, (Sutomo, Pahlawan yang belum diberi gelar)


Masih saat di Penjara Nirbaya (di masa rezim Soeharto), Bung Tomo yang ketika itu sudah berusia 58 tahun tetap bersemangat menulis puisi untuk istrinya. Dalam puisi itu, lagi-lagi Bung Tomo memuji kecantikan wajah istrinya, Sulistina saat bangsa Indonesia merayakan Hari Kartini.

Ini Hari Kartini, Dik!

Terbayang wajahmu nan cantik

Penaku kini henti sedetik

Terlintas semua jasamu

Sejak kita bertemu



Penggalan dari surat-surat cinta yang lain :

” Jeng Lies aku cinta padamu. nanti kalau perang sudah usai. Dan…Kita akan membuat Mahligai.” (Surat Cinta Bung Tomo)

“Tak terlalu tinggi cita-citaku. Impianku kita punya rumah di atas gunung. Jauuuh dari keramaian. Rumah yang sederhana seperti pondok. Hawanya bersih, sejuk & pemandangannya Indah. Kau tanam bunga-bunga dan kita menanam sayur sendiri. aku kumpulkan muda-mudi kudidik mereka menjadi patriot bangsa,” (Surat Cinta Bung Tomo)



3. H. AGUS SALIM, Pahlawan Nasional


Surat kepada istrinya Zaitun Nahar


Maatje sayang..!Surat pendek ini hendak saya tumpangkan kepada abdurrachman Baswedan yang besok pagi terbang pulang ke Indonesia, mudah2an selamat dan cepat sampainya.Sangat sibuk kami bekerja disini...Awak hidup senang, serba cukup, di rumah entah bagaimana hidup anak dan bini. Rindu hati tidak dapat dikatakan di negeri orang ini. Rindu kanda lebih2 terasa, sebab tak ada membawa potret satu pun jua dari rumah. Kalau memikirkan Mansur Ciddiq sedih hati kanda, karena anak itu tak ada kawan dan barangkali berkecil hati kepada papanya yang datang2 hilang.Lebih2 yang membimbangkan hati kanda dan kawan2 di sini, dari pemerintah republik dari kementrian luar negeri, dr bung Sjahrir sedikitpun tidak mendpt kabar, surat atau kawat. Jika Bung Sjahrir ada di Jakarta, tolonglah adinda perlukan pergi menemuinya.17 Juni 1947Agus Salim


4. MOHAMMAD NATSIR, Tokoh Politik Pemimpin Masyumi


Cuplikan surat kepada istrinya Nur Nahar bertanggal 17 Juli 1958

Ummie, Lies, Ida, Has, Abi, Auzie. Hari ini tanggal 17 Juli 1958. Jadi Aba sudah genap bermur 50 tahun. Oleh karena pada hari ulang tahun ini Aba kebetulan dalam tourne dan tidak dapat duduk bersama-sama di rumah bersama-sama ummie dan anak-anak Aba semuanya.Anak-anak yang tercinta,Tak dapat Aba melukiskan bagaimana besarnya rasa syukur Aba kepada Allah Swt. Dan rasa terimakasih Aba kepada Ummie atas kebahagiaan hidup yang Aba telah rasakan selama separoh umur Aba itu yang timbul dari kesatuan jiwa dari kami berdua.

5. KHALIL GIBRAN, Penyair Libanon


Selama kurun waktu mendekati dua puluh tujuh tahun, sejak awal 1914 itu, ternyata Gibran dan May Ziadah terus rutin saling berkirim surat. Malah, selanjutnya dihanyutkan perasaan khusus yang berlimpah-ruah dengan asmara.

To May Ziadah

"...May terkasih. Suratmu membawakan kembali 'kenangan akan seribu musim gugur dan seribu musim semi'... Tapi aku harus mengunjungi Mesir untuk melihat May dan senyumnya... Apa untungnya buat seorang pria jika disukai oleh seluruh dunia tapi kehilangan simpati May? ...Semoga damai beserta jiwamu yang cantik...". (New York, 7 Februari 1919)

Kendatipun jarak terbentang sejauh ribuan mil antara New York-Boston dengan Kairo. Apalagi mereka tak kunjung bertemu muka. Tapi Kahlil Gibran selalu merasa May Ziadah ada di dekatnya. Petikan ketiga surat ini menggambarkannya,


"...aku duduk dalam ruangan ini dan berlama-lama menatap wajahmu, tanpa sepatah kata..." (3 November 1920)

"Kita sudah mencapai puncak gunung, dan di bawah kita terbentang lembah, belantara dan padang rumput, jadi mari kita duduk sejenak dan bercakap-cakap sebentar..." (11 Januari 1921)

"Aku menyukai lembah pada musim dingin... ketika kita duduk dekat perapian, dengan wangi bakaran kayu sipres yang selalu menghijau memenuhi rumah dan salju turun di luar, angin menerbangkan (salju itu), lampu-lampu kristal es bergantungan di luar panel jendela, dan suara sungai di kejauhan dan suara badai salju menyatu dalam telinga kita..." (31 Desember 1923)



Khalil Gibran dengan Mary Haskell

- Apa yang dicintai adalah masalah manusia yang mendasar. Dan jika kita memiliki solusi – Cinta yang mungkin kita lihat adalah bahwa ini adalah jalan Kenyataan mencintai – dan bahwa tak ada cinta yang berakhir atau tak dimengerti (Surat Mary Haskell. 2 Februari 1915)

- Saya peduli tentang kebahagiaanmu sama seperti engkau tentang aku.Saya tak dapat merasa damai jika engkau tak bahagia. (Diary Kahlil Gibran, 23 April 1923)

- Saya ingin sering berjalan di daerah terbuka. Ayolah pikirkan, Mary, terperangkap oleh kilat guntur! Apakah ada penglihatan yang lebih hebat dari melihat unsur-unsur yang menghasilkan kehidupan melalui gerakan murni? (Dari Surat Kahlil Gibran. 24 Mei 1914)

- Jika saya menerima sinar mentari dan kehangatan saya harus juga menerima guntur dan kilat. (Kahlil Gibran dari Jurnal Mary Haskell. 12 Maret 1922)



6. NAPOLEON BONAPARTE, Kaisar Perancis


Sebagai keterangan tambahan selain catatan tentangnya yang berhubungan dengan kemiliteran yang cemerlang dan menakutkan, Napolean Bonaparte ( 1763 -1821) ternyata adalah seorang menulis surat yang aktif. Ia telah menulis sebanyak 75,000 lembar selama hidupnya. Di antaranya dikirimkan kepada istri yang cantiknya, Josephine, sebelum dan selama pernikahan mereka. Surat berikut ini ditulis tahun 1796 tepat sebelum perkawinan mereka. Surat ini menunjukkan kelembutan dan emosi dari seorang kaisar masa depan.


Surat ke-1

Paris, Desember 1795

Aku bangun dalam keadaam memikirkan kamu. Fotomu dan sore yang memabukkan itu dimana kita menghabiskan waktu bersama dan sekarang tinggallah perasaanku yang kacau-balau. Josephine manisku, yang tidak dapat dibandingkan dengan apa pun, yang berpengaruh aneh terhadap hatiku! Apakah kamu marah padaku? Apakah benar yang kulihat ini bahwa engkau bersedih hati? Apakah engkau khawatir? Jiwaku tersiksa oleh kesedihan yang mendalam yang tak pernah bisa beristirahat untukmu sayang. Tetapi masih adakah kau simpan untukku penyerahan dirimu akan perasaan yang dalam terhadapku. Masihkah kan ku dapatkan dari bibirmu, dari hatimu, cinta yang membakarku seperti api? Ah! Malam itu aku menyadari sepenuhnya betapa salahnya aku menggambarkan tentang kamu dari foto yang kau berikan kepadaku!

Kamu meninggalkanku siang itu; Aku hanya melihatmu selama tiga jam.

Sampai kemudian, mio dolce amor, seribu ciuman; tetapi jangan berikan padaku lagi, karena ciuman itu telah menjadikan darahku terbakar.


Surat ke -2


Musim Semi, 1797

Kepada Josephine,

Aku sudah tidak mencintaimu lagi; sebaliknya, aku membencimu. Kamu sungguh celaka dan suka melawan, sungguh dungu, benar-benar seperti Cinderella. Kamu tidak pernah sama sekali menulis surat untukku, Kamu tidak mencintai suamimu ini; Kamu tahu surat-surat mu akan menyenangkanku, tapi kenapa kamu tidak bisa menyediakan waktu untuk menulisnya walau setengahnya saja, tulislah dengan cepat dan segera! Apa yang kamu Anda lakukan sepanjang hari, Nyonya? Urusan apa yang lebih penting sehingga menyita waktumu sampai tidak ada sedikitpun untuk menulis balasan surat kepada kekasihmu yang setia ini? Apa ada yang lain yang bisa menepis kasih dan menawarkan lebih dibanding kasih setia yang sudah kujanjikan? Siapa kekasih baru yang luar biasa ini, yang telah merampas setiap detikmu, mengekangmu hari-harimu dan mencegah perhatianmu kepada suamimu ini?

Hati-hati, Josephine; satu malam yang tepat pintu-pintu rumah akan hancur berkeping-keping dan aku hadir di sana. Sesungguhnya aku merasa cemas, kasihku, karena tidak ada kabar darimu. Tuliskan untukku empat halaman surat sekaligus sesegera mungkin dengan kata-kata yang menyenangkan untuk mengisi hatiku dengan emosi dan kegembiraan. Aku berharap untuk memelukmu dalam waktu yang lama, dan aku akan mencurahkan sejuta ciuman untukmu, membakar seperti matahari di Katulistiwa.


Surat ke-3

Salah satu surat yang paling langka dan menyentuh dari koleksi itu adalah surat cinta membara yang ditulis Napoleon kepada calon istrinya, Josephine, pada pagi hari setelah mereka bertengkar hebat. Asli surat ini laku 557 ribu dollar AS ( Rp.5 M) pada lelang di London.


"Saya mengirimkan kepadamu tiga ciuman. Satu pada hatimu, satu pada mulutmu dan satunya lagi untuk matamu," Tulis Napoleon, dalam surat yang penuh koreksian dan coretan itu.


7. ALBERT EINSTEIN, Fisikawan Penemu Teori Relativitas

Dalam salah satu suratnya kepada Elsa dia menulis,

“Secepat itu pula, saya muak dengan relativitas, karena teori itu terkikis ketika saya terlibat terlalu jauh di dalamnya”


8. IGOR STRAVINSKY, Komposer

"Setiap saat saya menanti kata-katamu, tentang cintamu pada saya. Saya kangen. Tulislah surat setiap hari kalau kamu bisa, Verochka, kekasihku, kekasih tercintaku ..."

Singkat tapi begitu menyentuh, terlepas dari surat cinta itu dikirim komposer terkenal Igor Stravinsky (1882-1971) kepada Vera Sudeikina yang ketika itu masih menjadi istri pelukis Sergei Urevitch Sudeisine. Setelah Vera resmi menjadi janda, pasangan itu pun akhirnya menikah.


9. FIDEL CASTRO, Pemimpin Cuba

Siapa sangka pula, Fidel Castro yang menyusun kata-kata indah ini untuk wanita yang dipujanya, Naty Revuelta. Usia Castro pada saat itu 26 tahun.:

"Surat-suratmu beragam seperti bintang-bintang kecil di langit yang tampak selalu bersinar dengan cahaya berbeda-beda setiap hari... Engkau menulis seperti ciuman; itulah rahasia surat-suratmu ..."


10. LADY DIANA SPENCER, istri Pangeran Charles dari Inggris


Surat pertama yang dibaca di pengadilan, ditulis pada 13 Agustus 1997, dua minggu sebelum Diana dan Dody Al-Fayed tewas dalam sebuah tabrakan.

Surat tersebut berbunyi:

"Kekasihku Dodi, hadiah ini adalah yang terakhir diberikan oleh laki-laki yang paling kucintai, ayahku. Semua ini (hadiah,red) kuberikan kepadamu karena saya tahu betapa senangnya dia jika mengetahui bahwa barang itu kuberikan kepada orang yang spesial. Orang yang sangat mencintaimu. Diana."

Surat lainnya, yang ditulis pada 6 Agustus, Diana mengungkapkan berjuta-juta terimakasih kepada Dodi Al-Fayed atas kebahagiaan dan kegembiraan yang diperolehnya dalam hidup ini.


11. AYATULLAH RUHULLAH KHOMEINI, Pemimpin Spiritual Iran



Surat cinta Khomeini muda kepada istri terkasih


Dear kasihku…

Kupersembahkan jiwaku untukmu…

Saat ini, ketika aku diuji berpisah dari anak-anakku tersayang dan penguat hatiku, aku kemudian teringat padamu dan keindahan wajahmu yang terlukis di dalam cermin hatiku.

Kasihku…

Aku berharap semoga Allah senantiasa menjagamu dan memberikan kesehatan dan kebahagiaan dalam lindungan-Nya. Sementara untukku, segala kesulitan yang ada telah berlalu. Alhamdulillah apa yang terjadi sampai saat ini adalah kebaikan dan sekarang aku tengah berada di kota Beirut yang asri.

Sejujurnya, ketiadaanmu di sisiku membuat perjalanan ini menjadi sepi. Dengan hanya melihat kota dan laut yang ada merupakan pemandangan yang sedap dipandang mata. Aku tak dapat menghitung betapa besar keharuanku ketika mengingat kekasihku tidak di sisiku menemaniku menatap pemandangan indah yang meresap di kalbu.

Dar har hal, malam ini adalah malam kedua aku menanti kapal yang akan membawa kami. Sesuai dengan ketentuan yang ada, keesokan hari akan ada kapal yang bertolak dari sini ke Jeddah. Sayangnya, karena kami agak terlambat sampai di sini harus menanti kapal yang lain. Untuk saat ini apa yang harus dilakukan belum jelas. Aku berharap semoga Allah dengan belas kasih-Nya kepada kakek-kakekku yang suci, sebagaimana Ia mensukseskan perjalanan seluruh hamba-Nya untuk melaksanakan haji, memberikan kesempatan yang sama pula kepada kami.

Dari sisi ini aku agak sedikit sedih dan gelisah, namun Alhamdulillah kondisiku sehat bahkan semakin baik dan lebih meyakinkan. Sebuah perjalanan yang indah, sayangnya dan sekali lagi sayangnya, engkau tidak bersamaku di sisiku. Hatiku merindukan putramu (Sayyid Musthafa). Aku sangat berharap bahwa mereka berdua senantiasa selamat dan bahagia di bawah lindungan dan bimbingan Allah swt.

Bila engkau menulis surat kepada ayahmu dan ibu serta nenekmu sampaikan salamku juga kepada mereka. Aku telah menyiapkan diriku menjadi pengganti ziarah kalian semua. Sampaikan juga salamku kepada adikmu Khanum Shams Afagh. Dan lewat adikmu sampaikan salamku kepada Agha Alavi. Sampaikan salamku kepada Khavar Sultan dan Rubabeh Sultan. Katakanlah kepada mereka tentang lembaran lain dari surat ini untuk disampaikan kepada Agha Syaikh Abdul Husein.

Semoga hari-hari kalian dilalui dengan panjang umur dan kemuliaan.

Duhai kasihku…

Belahan jiwaku…

Ruhullah saat ini bak gambar kosong yang sedang menanti keberangkatan yang tak kunjung datang.



Surat ini ditulis pada bulan Farvardin tahun 1312 H.S. (sekitar 73 tahun yang lalu) sambil menanti kelahiran putra keduanya.(Saleh L)



12. ABIGAIL ADAMS, istri Presiden AS ke-2


Teman Paling Tersayangku,

Haruskah aku menggambarkan kepadamu gambaran hatiku ini yang akan terjadi seperti yang kuharapkan, agar kamu akan masih terus mencintaiku meskipun tidak ada lagi hal-hal yang baru. Kekayaan yang akan kau peroleh serta kekuasaan besar yang sudah engkau raih di atas itu semua, tidak akan menjadikan jarak bagi kita.

Aku melihat ke belakang kepada masa-masa awal dari perkenalan dan persahabatan kita dimana hari-hari penuh kasih dan kepolosan dengan kesenangan yang tak terlukiskan, aku sudah melihat tahun-tahun yang kita lalui dengan kasih sayang yang semakin menghebat dari waktu le waktu, maupun tahun-tahun yang terasa kering karena ketidakhadiranmu, tapi itu semua sudah terhapus dari pikiranku, karena gambaran seseorang yang tersayang yang telah kuberikan hatiku untuknya.


Abigail Adams kepada John Adams, suaminya yang menjadi presiden AS yang kedua. Ditulis 23 Desember 1782



13. Ludwig van Beethoven, Komposer

Ia adalah seorang penggubah lagu terkenal dengan kemisteriusannya sepanjang sejarah, meninggal pada umur 57 dengan rahasian besarnya. Setelah kematiannya, ditemukan surat cinta diantara harta peninggalannya. Surat itu ditulis untuk seorang wanita yang tak bernama yang oleh Beethoven hanya dipanggil dengan sebutan Yang Abadi untuk Dicintai.

Hingga saat ini belum diketahui sosok si wanita misterius tersebut, rahasia hubungan cinta di antara keduanya sama misteriusnya dengan musiknya yang sangat terkenal itu. Komposisi musiknya seperti Moonlight Sonata menggambarkan sebuah tragedi hubungan yang penuh rahasia tersebut yang tidak pernah terpublikasikan.


Juli 6, 1806

Bidadariku, yang segalanya bagiku, milikku seorang - hanya sedikit kata-kata hari ini yang kutulis dengan pensilmu – dan tidak akan sampai esok hari dalam keterkungkungan kamarku ini - suatu pemborosan waktu yang sia-sia. Mengapa kesedihan begitu merundung diriku ketika berbicara tentang kasih sayang di antara kita - dapatkah cinta kita bertahan seandainya tidak dengan pengorbanan-pengorbanan - dan tidak dengan menuntut segalanya - dapatkah engkau mengubah keadaan ini bahwa seluruh dirimu bukanlah milikku, dan aku pun tidak dapat memiliki dirimu seutuhnya ?

Oh, Tuhan! Melihat keindahan alam yang kau nikmati sendiri seperti seharusnya - cinta memang menuntut segalanya dan cukup itu saja - dimana sejauh ini hal tersebut mengikatmu denganku, hanya engkau denganku. Seandainya kita dipersatukan sepenuhnya, maka kamu akan merasakan rasa sakit tersebut seperti yang kurasakan!

Sekarang sebuah perubahan yang cepat terjadi, dari hal-hal di luar diri kita menjadi hal-hal yang pribadi.. Kita pasti akan benar-benar melihat satu sama lain, lebih dari itu, aku tidak bisa mengungkapkannya kepadamu mengenai pengamatan-pengamatan yang sudah kubuat selama beberapa hari terakhir yang sangat menyentuh hidupku ini - jika hati kita selalu dekat bersama aku tidak akan membuatnya seperti itu - Hatiku penuh dengan berbagai hal yang mendesak untuk kuungkapkan kepadamu - Ah! – ada saat-saat ketika aku merasa tidak bisa berbicara setelah itu semua – seperti terilhami – tinggal kebenaran yang tersimpan rapi, segenap diriku seperti milikmu; para dewa memang harus mengirimkan sisanya yang terbaik untuk kita.

Yang setia kepadamu,

Ludwig



14. George Bernard Shaw, Pengarang naskah drama asal Irlandia

Surat ke-1

Salah satu surat balasan dari kekasihnya, Stella

18th November 1912
33 Kensington Square

Jangan lagi kita berpura-pura, ini adalah surat cinta yang sesungguhnya – sehingga aku bisa bernafas lega dan siapa tahu aku bisa bangkit dan lebih sehat.

Aku belum pernah berkata 'cium aku' karena hidup terlalu singkat hanya untuk memenuhi hasrat hati untuk dicium. Semua kata-kata mu seperti angin yang kosong. Lihatlah ke dalam mataku walaunhanya dua menit saja tanpa berkata-kata kalau kamu berani! Di manakah 54 tahunmu? Dan dimanakah hati nenekku ini? Dan sudah berapa banyak keterlambatan waktumu untuk makan malam?

Seandainya kamu memberiku satu ciuman dan kamu hanya mau menciumku jika aku minta dan berkata 'cium aku' dan aku tidak akan pernah meminta dan berkata 'cium aku' sebab aku adalah seorang janda yang terhormat dan aku tidak akan membiarkan setiap laki-laki menciumku kecuali jika ia yakin untuk memakaikan cincin perkawinan di jariku.

Stella

(Liza, maksudku).



George Bernard Shaw, Seorang Irlandia, pengarang naskah drama, dan ' Stella' (Beatrice Campbell, adalah aktris Inggris), mereka berhubungan secara korespondensi selama 40 tahun.


Surat ke-2

27 Pebruari 1913.

Untuk 'Stella' Beatrice Campbell

Aku menginginkan pengembaraanku seperti gelandangan

Aku menginginkan nyonya gelapku. Aku menginginkan bidadariku.

Aku menginginkan penggodaku.

Aku menginginkan Freiaku dengan buah apelnya.

Aku menginginkan geretan tujuh lentera indahku, penghormatan,

tertawa, musik, cinta, hidup dan keabadian ...Aku meinginkan

inspirasiku, kebodohanku, kebahagiaanku,

ketuhananku, kegilaanku, egoismeku,

jiwa dan pemberkatanku,

perubahan bentukku, pemurnianku,

cahayaku menyeberangi lautan,

telapak tanganku menyeberangi padang pasir,

kebunku penuh dengan bunga-bunga yang indah.

berjuta kegembiraanku yang tak bernama,

upah harianku,

mimpi malamku,

kekasihku dan

bintangku...

George Bernard Shaw




15. Winston Churchill, Perdana Mentri Inggris

Januari 23, 1935

Kekasihku Clemmie,

Di dalam suratmu yang kau krimkan dari Madras, kamu menulis beberapa kata yang sangat berani kepada saya, tentang aku yang telah memperkaya hidupmu. Aku tidak bisa mengatakan kepadamu kesenangan apa yang telah kudapatkan, sebab aku selalu merasa berhutang kepadamu, seandainya ada pembukuan dalam cinta. Apakah itu yang telah terjadi padaku, hidup bertahun-tahun dalam hatimu dan untuk persahabatan tidak ada ungkapan yang dapat mengungkapkannya.

Waktu berlalu dengan cepat, tetapi apakah itu tidak menggembirakan bagi kita melihat betapa berkembangnya harta benda yang sudah dikumpulkan oleh kita bersama-sama, di antara badai dan jutaan tekanan-tekanan yang begitu tragis dan tahun-tahun yang mengerikan?

Suamimu yang tersayang

(Winston Churchill)



16. Mark Twain(Samuel Langhorne Clemens), penulis Amerika



12 Mei 1869

Dari kedalaman dasar hatiku yang berbahagia oleh cinta yang besar dari kasih dan doa untuk perbendaharaan yang tidak ternilai ini, yang kuyakin akan dijaga sepanjang hidupku.

Kamu tidak bisa melihat ombaknya yang tak terkira yang mengalir ke arahmu, Kekasihku, tetapi saat ini, kamu akan mendengar, sebagaimana pukulan ombak yang memecah.



Surat Mark Twain (Samuel Langhorne Clemens), penulis Amerika, kepada Olivia Langdon, istri masa depannya.


17. John Constable, Pelukis asal Inggris

Timur Bergholt. 27 Pebruari 1816

Aku menerima suratmu, Mariaku yang paling tersayang, pagi ini. Kamu tahu pesanku yang penuh kekhawatiran begitu lemah seperti yang saya rasakan sekarang ini. Dalam jarak yang ada di antara kita, setiap ketakutan akan mendesak dalam pikiranku. Izinkan aku berharap engkau tidak benar-benar lebih buruk dibanding kebaikanmu, kasih sayangmu, bagiku menjadikan kamu berkata...Saya pikir...tidak ada lagi rasa tersiksa yang akan muncul untuk pulihnya kesehatanmu, Di mana saya berdoa bagi semua berkat yang lain di surga.

Biarkan kita..hanya berpikir tentang berkat akan pemeliharaan baik yang tersedia bagi kita dan bisa kita miliki. Aku bahagia dalam cinta ini – seribu kali balasan yang sudah berlanjut selama bertahun-tahun, dan tidak berkurang...Tidak pernah aku akan menikah selama hidup di dunia ini jika aku tidak menikah denganmu. Sungguh bolehkan aku berkata bahwa selama tujuh tahun sejak aku berterus terang tentang cintaku padamu, aku telah … mengakhiri semua hubungan dan pertemanan dengan semua wanita (kecuali hubungan-hubunganku sendiri) demi kamu.

Aku masih siap untuk berkorban untukmu...Aku akan menyerah pada setiap hal yang kamu minta dariku - tapi berhenti untuk menghormati, untuk mengasihi dan memujamu, saku tidak bisa dan tak akan. Aku harus tetap berpikir bahwa kita seharusnya sudah menikah sejak lamap – hanya kita punya banyak masalah – tapi kita belum bisa merasakan kegembiraan-kegembiraan dan kita tidak bisa dibiarkan lapar akan kebahagian...Sahabatmu tak akan pernah bisa berharap tentang perpisahan kita dan melihat apa-apa yang berharga diantara kita, tapi tidak lagi. Percayalah padaku, kekasihku & Maria yang paling tersayang.

Yang selalu menghormatimu,

John



18. Alfred de Musset, Penulis puisi asal Perancis

1 September 1834

Tetapi biarkan kumiliki surat ini, yang isinya tak lain hanyalah kasih untukmu; dan katakan padaku bahwa engkau memberikan padaku bibirmu, rambutmu, seluruh wajahmu yang bisa kumiliki, dan katakan bahwa kita berpelukan, kamu dan aku!

Oh Tuhan, Oh Tuhan, apabila aku memikirkan semua itu, tenggorokanku serasa tersumbat, penglihatanku kabur; lutut gemetar, ah, mengerikan seakan mau mati, ini juga mengerikan untuk mencintai seperti ini! Untuk apa keinginan, untuk apa keinginan yang kupunya untukmu! Aku meminta kepadamu, ijinkan aku untuk memiliki surat yang kuminta padamu. Aku tengah sekarat. Selamat jalan.


Alfred de Musset, Penulis Puisi dari Perancis, kepada Amantine Aurore Dudevant, seorang penulis wanita yang juga dari Prancis.



19. Victor Hugo, Penulis asal Perancis

Jumat 8 sore.

Seandainya aku hanyalah seorang wanita yang pandai, aku akan bisa menggambarkan kepadamu burungku yang indah, sebagaimana engkau mempersatukan di dalam dirimu kecantikan-kecantikan dari wujud, bulu burung, dan lagu!

Aku akan mengatakan kepadamu bahwa engkau adalah keajaiban terbesar sepanjang jaman, dan aku akan hanya berbicara tentang kebenaran yang sederhana. Tetapi untuk menaruh semua yang ini ke dalam kata-kata yang pantas, salah satu keahlianku, aku memerlukan suatu suara yang lebih harmonis dibanding yang telah dianugerahkan kepadaku - karena aku hanyalah burung hantu sederhana yang sering kau ejek belakangan ini, oleh sebab itu, aku tak bisa .

Aku tidak akan mengatakan kepadamu di tingkat mana derajat pesonamu dan kepada burung-burung dengan lagunya yang manis, ketika engkau mengetahuinya, tidak ada sedikitpun keindahan dan penilaian.

Aku merasa senang mewakilkan kepada mereka, untuk menyaksikan, mendengarkan dan menghargai, sementara kepada aku bertahan dengan kebenaran cinta; ini mungkin agak sedikit menarik bagi pendengaran, tetapi ini jauh lebih manis jauh bagi hati.

Aku mencintaimu, aku mencintaimu. Victorku; aku tak sanggup mengulang pernyataan ini berulang kali; Aku tak pernah dapat mengungkapkannya sedalam yang kurasakan.

Aku mengenalimu dalam seluruh keindahan yang mengitariku, di dalam warna, di dalam wewangian, di dalam nada yang harmonis: semua itu berarti kamu bagiku. Kamu sangat hebat dalam segalanya. Aku sadar bahwa aku mengagumimu – keseluruhanmu!

Engkau bukan hanya pancaran sinar pelangi yang berkilauan; tapi engkaulau mataharinya, yang menerangi, meghangatkan, dan lagi menghidupkan! Inilah kamu apa adanya dan aku adalah gadis sederhana yang memujamu.

Juliette



Surat Juliette Drouet, Aktris Prancis, kepada Victor Hugo, penulis Prancis, suatu waktu di tahun 1835. Dia menulis surat cinta seperti lirik lagu yang mendayu-dayu kepada Hugo selama lebih dari 50 tahun.



20. Henry VIII, Raja Inggris

Kepada Anne Boleyn

Pasangan hidup dan temanku,

Aku dan hatiku memasrahkan hubungan kita dalam tanganmu, memohon padamu untuk mengantarkan kita ke dalam kasihmu yang indah dan jangan biarkan kau ambil kehangatannya. Atau perasaan sakit yang tiba-tiba karena ketidakhadiranmu telah menghebat, dan ketika kurpikir penderitaan ini sudah hampir tak tertahankan lagi, tetapi ternyata masih ada harapan bagiku karena kasih sayang mu yang tak pernah berubah.



21. Wolfgang Amadeus Mozart, Komposer


Mainz, 17 Oktober 1790

Sementara aku sedang menulis halaman yang terakhir, tetes demi tetes air mata berjatuhan di atas kertas ini. Tetapi aku harus tetap bersemangat - tangkap! – Salah satu dari ciuman-ciuman yang beterbangan - Aku melihat secara keseluruhannya! Ha! Ha!...Aku berhasil menangkap tiga – sangat nikmat! - Kami tetap bisa menjawab surat ini, tetapi kamu harus mengirimkan jawabannya ke Linz, Poste Restante. Itu adalah cara yang teraman. Ketika aku belum mengetahui dengan pasti apakah aku akan pergi ke Regensburg, aku tidak bisa mengatakan kepadamu apapun dengan pasti. Hanya dituliskan pada amplop surat agar terjaga hingga tiba di tanganmu.

Adieu, istri tersayangku. Perhatikan kesehatanmu dan jangan berpikir dulu mengenai jalan-jalan ke kota. Tulislah surat dan ceritakan padaku bagaimana kamu menyukai rumah baru kita. Adieu, ciumanku jutaan kali untukmu.



22. Kaisar Nicholas II dari Rusia

December 30, 1915

Setelah kamu pergi sendiri lagi dan dengannya hati merasa sangat berat berpisah denganmu. Tidak ada lagi ciuman dan belaian lembut selama-lamanya. Aku ingin kuburkan diriku ke dalam dirimu, memelukmu erat-erat dengan kedua tanganku, agar kamu merasakan kasihku yang begitu kuat.

Engkau adalah kekasihku yang sangat hidup dan setiap perpisahan memberikan kesedihan yang tiada ada akhir.

Selamat tinggal mlaikatku, suami di hatiku, aku iri dengan bunga-bungaku yang menemanimu. Aku lekatkan dirimu ke dadaku, kuciumi setiap bagian yang manis dengan kasih yang lembut.

Tiuhan memberkati dan melindungimu, menjagamu dari semua kejahatan, membimbingmu aman dan kuat memasuki tahun yang baru. Semoga itu mendatangkan kemuliaan dan damai yang nyata, dan penghargaan atas semua peperangan yang telah kau tuntaskan.

Dengan lembut kutekan bibirku ke bibirmu dan mencoba untuk melupakan segalanya, menatap ke dalam matamu yang indah. Aku bersandar di dadamu yang mewah, meletakkan kepalaku yang lelah di atas nya keheningannya. Pagi ini aku mencoba untuk tenang dan kuat dalam menghadapi perpisahan ini. Selamat tinggal, cinta lahirku, sinar matahari, Huzy milikku sendiri!

Tsarina Alexandra kepada Kaisar Nicholas II dari Rusia



23. Count Leo Tolstoy, Penulis Rusia

Nopember 2, 1856

Aku telah jatuh cinta padamu, Cantikku, tetapi aku baru memulai untuk jatuh cinta padamu dalam keabadian yang kekal dan mahal – Hatimu dan jiwamu. Apabila kecantikan seseorang sudah diketahui dan langsung jatuh cinta dalam satu jam, maka cinta bisa berhenti secepat datangnya; tetapi jiwa seseorang harus belajar untuk mengerti. Percayalah padaku, tidak ada sesuatu pun di atas bumi yang didapat tanpa usaha, bahkan cinta, yang terindah dan perasaan yang alami ini sekalipun.



Count Leo Tolstoy, Penulis Rusia, kepada Valeria Arsenev, tunangannya.


24. Voltaire, Pengarang Perancis dan Filsuf

Menulis surat yang menyakitkan ini kepada kekasihnya selagi ia berada dalam penjara. Pada umur sembilan belas tahun Voltaire diutus sebagai atase di Kedutaan Besar Prancis di Belanda. Di sana ia kemudian bertemu dan jatuh cinta dengan Olympe Dunover, seorang gadis miskin dari kalangan bawah. Hubungan mereka tidak disetujui dan ditentang oleh semua pihak, termasuk utusan dari ibu Olympe sendiri. Olympe dan Voltaire segera dipenjarakan agar mereka tetap terpisah

Tidak lama sesudah itu, Voltaire mencoba melarikan diri dengan memanjat jendela penjara.


Hague 1713

Atas nama Raja aku adalah seorang tahanan di sini. Mereka bisa saja membunuhku, tetapi tak kan bisa membunuh cinta yang kurasakan padamu. Ya, pasangan hidupku yang cantik, malam ini aku akan menjengukmu, biarpun aku harus menempelkan wajahku pada tembok untuk melakukan itu.

Demi surga, jangan berkata kepadaku dengan kata-kata buruk seperti yang kau tulis. Kamu harus tetap hidup dan berhati-hatilah. Waspada terhadap ibumu sendiri seperti terhadap musuh terburukmu. Apa yang aku katakan? Waspada terhadap semua orang. Jangan percaya kepada siapa pun. Jagalah dirimu agar tetap siap siaga, secepat bulan itu kelihatan, aku akan meninggalkan hotel dengan menyamar, mencuri gerobak atau kereta, kita akan mengendarainya secepat angin dengan tujuan ke Sheveningen. Aku akan mengambil kertas dan tintaku. Kita akan menulis surat-surat kita.

Jika kamu mencintai aku, tenangkan hatimu dan panggil segenap kekuatanmu dan tetap percaya dengan tenang kemampuanmu sendiri. Jangan biarkan ibumu mengetahui apapun, seperti mencoba untuk mengambil foto-fotomu, dan yakinlah bahwa ancaman dan siksaan-siksaan yang terberat sekalipun tidak akan bisa mencegahku untuk melayanimu. Tidak, tidak ada apa pun yang mempunyai kekuasaan untuk memisahkan aku darimu. Kasih kita didasarkan atas kebaikan, dan akan tetap bertahan sepanjang hidup kita. Selamat berpisah, tidak ada sesuatupun yang akan menghalangiku untuk menjadi berani demi kamu, karena kamu lebih dibanding itu. Selamat berpisah, kekasih hati kesayanganku!

Voltaire



25. Woodrow Wilson, Presiden AS ke-28

Gedung putih,19 September 1915

Edith yang mulia, yang tidak ada bandingannya,

Aku tidak tahu harus bagaimana caranya menyatakan pertikaian perasaan yang bertiup keras seperti badai melalui hatiku sepanjang malam ini. Aku hanya mengetahui bahwa yang pertama sekali di dalam pikiranku ada pembenaran yang suci yang telah kamu berikan kepadaku semalam - tanpa usaha, tanpa disadari, seperti sebuah jalan - dari semua yang pernah kuingat akan pikiran dan hatimu.

Engkau mempunyai jiwa besar, sifat yang termulia, yang paling manis, paling penuh kasih dari yang pernah kutahu, dan kasihku, rasa hormatku, penghormatanku untukmu, hanya dalam satu sore, seperti yang sudah kukira engkau telah lebih dari sekedar teman karib, persahabatan bisa menjadi penuh kasih.

Engkau lebih menyenangkan dan luar biasa di dalam pandangan mataku dibanding engkau sebelumnya, dan kebanggaan dan kegembiraanku dan terima kasih telah mencintaiku dengan kasih yang sempurna seperti itu di luar semua yang mampu terungkapkan, kecuali dalam beberapa puisi yang hebat dimana aku tak bisa menulisnya.

Milik mu,

Woodrow



(Edith Bolling Galt kemudiannya menjadi Edith Galt Wilson, istri kedua Woodrow Wilson dan Ibu Negara Amerika Serikat)


source : http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=10996