Minggu, 23 November 2014

Kali ini...

Kali ini, saya benar-benar tak ingin ada yang hilang, pergi.
Namun, pada akhirnya segala sesuatu peristiwa yang dirumuskan ke dalam pengertian perpisahan itu terjadi, hari ini.
Ada harga yang harus dibayar untuk sebuah keputusan atas pilihan. Tapi, jika kali ini saya boleh mengeluh, ini bukanlah murni pilihan saya, jujur, saya sama sekali tak pernah menginginkannya. Fait accomply, kurang lebih itulah istilah yang bisa menggambarkan keadaan saya sekarang. Terpaksa memutuskan sesuatu tanpa bisa saya berkutik dengan pilihan-pilihan lain yang sama sekali tak pernah ada. Yaa...singkatnya, saya tak punya pilihan lain, saya harus merelakan kata pergi menjadi santapan malam saya.
Ya, dengan pilihan (yang sama sekali bukan pilihan saya) ini saya harus rela membayar dengan harga semahal ini. Saya harus rela kehilangan kenangan dan mimpi itu.
Hey,,,,bukankah barusan dia menenangkan saya, bahwa dibalik harga ini, percaya akan ada tempat dan posisi terbaik yang disediakan Tuhan sebagai tebusan pilihan ini?
wallahu 'alaam...
Ya, jauh sebelum teori ini menjadi aktor dalan hidup, bukankah Tuhan sudah memberi kode dalan KitabNya, bahwa memberi hendaknya apa yang kita cintai? "min maa tuhibbuun"
Dan lagi, bukankah Tuhan telah memberi kenikmatan yang berlimpah? itu ayat pertamanya, terus Tuhan melanjutkan, maka shalat-lah karena Tuhanmu dan berkurbanlah.
(Kautsar)

Yaa....art of charity,
(soon, penjelasan selanjutnya)

Sakit kehilangan memang sangat, tetapi semoga Tuhan saya memberi ganti yang lebih.
Kenangan cukup saya ambil dari masa lalu, kemudian akan saya simpan di nampan pualam, saya bungkus, dan saya abadikan.
Terima kasih perpisahan, walau sampai sekarang kabut masih sering menghiasi sepasang organ penglihatan saya, tapi tegar yang dia estafetkan cukup untuk memperlambat laju detak, sesak.

ikhlas...tak kan terukur kadarnya, tapi redhoilah niat hati ini untuk menuju ikhlas .
Selamat jalan, sayang.

*my area, 11. 02 pm
Ahad, ٢ c
26 october 2014