Senin, 01 Juni 2015

Insya Allah, Insha Allah, atau In Sya Allah....

Insya Allah atau In Shaa Allah?
yang bener إن شاء الله
.
jadi kita bedah begini ceritanya
إن = bila
شاء = menghendaki
الله = Allah
.
jadi artinya إن شاء الله = bila Allah berkehendak
.
nah, balik lagi ke transliterasi, terserah kesepakatan kita mau mentransliterasikan huruf ش jadi apa? “syaa” atau “shaa”?,
.
kalo di negeri berbahasa Inggris sana, kata ش diartikan jadi “shaa”, kalo di Indonesia jadi “syaa”
.
masalahnya di Indonesia, huruf ص sudah ditransliterasikan jadi “shaa”, kalo disamain jadi tabrakan deh..
.
saya pribadi lebih suka mentransliterasikan إن شاء الله jadi “InsyaAllah”, lebih simpel dan sesuai transliterasi bahasa Indonesia :)
.
nah, bagaimana katanya kalo ada yang bilang “InsyaAllah” berarti artinya “menciptakan Allah?”, naudzubillahi min dzalik…
.
karena yang satu ini beda lagi masalahnya :)
karena إنشاء (menciptakan/membuat) beda dengan إن شاء (bila menghendaki)
.
dan pemakaiannya dalam kalimat berdasarkan kaidah bahasa Arab pun berbeda bunyinya,
bila إن شاء الله dibacanya “InsyaAllahu” (bila Allah menghendaki)
bila إنشاء الله dibacanya “Insyaullahi” (menciptakan Allah)
.
Kesimpulannya? :)
.
jadi kalo kita nulis pake “InsyaAllah”, atau “In Syaa Allah”, atau “In Shaa Allah” bacanya sama aja dan artinya sama aja, yaitu “bila Allah menghendaki”, jadi nggak ada arti lainnya :)
.
yang paling bagus, ya udah, nulis dan ngomong pake bahasa Arab aja sekalian, lebih aman hehe..
(tapi yang nulis pun bakal kesulitan hehehe..)

Sabtu, 30 Mei 2015

IBADAH ITU PRIVASI


Ikhlas adalah syarat utama.
Suatu amalan akan diterimaNya.
Tanpanya, amal ibadah akan sia-sia, hanya mendapat letih dan lelahnya saja.

Setan tak pernah henti-hentinya berusaha keras memalingkan manusia menjauhkan mereka dari Tuhannya.
Salah satunya memlalui pintu riya' yang bahkan banyak hamba tak menyadarinya.
Riya ini menghapus amalanibadah yang telah dilakukan yang diharapkan padanya ada pujian.

Amalan ibadah dipublikasi, niatnya sih hanya dokumentasi, khawatir berbangga diri,
berbelok hati ingin dipuji.
Dosa ini memang samar-samar hingga kebanyakan hamba tak sadar. Dosa ini dilakukan tanpa terasa hingga akhirnya
menjadi biasa.

"Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, hamba yang hatinya selalu merasa cukup dan suka mengasingkan diri"
(HR. Muslim)
Mengasingkan diri berarti amalannyapun seting tidak ditampakkkan kepada orang lain.

------Alhamdulillah, puasa ini sukses.
------Beres juga shalat tahajudnya
------@ panti asuhan, mau silaturrahmi
------otw mesjid ta'lim

Ya,,,itu yang mungkin sering kita lakukan, karena riya' tak dirasakan bahkan sampai amal-amal terhapuskan.

Bukan untuk menghakimi, tapi mari sama-sama mengkoreksi diri.
sepertinya saya juga sering....
Astagfirullah...
Semoga bermanfaat.







Jumat, 24 April 2015

EMPAT PERKARA YANG TIDAK MERUGIKAN


Setiap orang, apalagi sebagai muslim, pasti menginginkan keberuntungan dalam hidupnya. Karenanya, manusia biasanya selalu berusaha untuk meraih keberuntungan itu, baik berupa ma
Materi, kepercayaan dari orang lain yang kemudian membawa keberuntungan, jabatan yang tinggi, popularitas yang tidak tertandingi , keturunan yang menyenangkan dan sebagainya. Namun tidak semua keinginan duniawi manusia bisa diraihnya. Ada banyak orang yang berambisi untuk mendapatkan banyak hal dari kenikmatan duniawi tapi dia tidak memperolehnya.
Bagi seorang muslim, manakala keinginan duniawinya tidak tercapai, dia tidak akan menganggap hidupnya menjadi sia-sia, apalagi sampai putus asa. Masih ada harapan yang lebih mulia untuk diraihnya, yakni keridhaan Allah dan syurga yang penuh dengan kenikmatan. Karenanya bila kenikamatan duniawi itu tidak diraihnya, dia tidak merasa hal itu sebagai suatu kerugian besar, karena yang rugi bukanlah orang yang tidak memperoleh kenikmatan duniawi, Allah berfirman yang artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali yang beriman dan beramal shaleh, nasihat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi keshabaran (QS 103:1-3).
Oleh karena itu, ada satu hadits Nabi Muhammad Saw yang memberikan resep kepada kita untuk merasa tidak rugi dalam menjalani kehidupan di dunia ini hanya karena tidak memperoleh kenikmatan duniawi. Rasulullah Saw bersabda:
Empat perkara, apabila keempatnya ada padamu, maka tidak merugikan engkau dari apa yang tidak engkau peroleh dari dunia, yaitu: benar dalam berbicara, menjaga amanat, akhlak yang baik dan tidak serakah dalam makanan (HR. Ahmad, Thabrani, Hakim dan Baihaqi).

EMPAT RESEP.

Dari hadits di atas, terdapat empat resep dari Rasulullah Saw agar seandainya kita tidak memperoleh apapun dari kenikmatan duniawi, kita tidak menganggapnya sebagai kerugian yang besar, sebab masih ada keberuntungan yang lebih besar lagi dan justeru hal itu memberikan kenikmatan tersendiri dalam hidup ini.
1. Benar Dalam Berbicara.
Bicara yang benar merupakan salah satu dari ciri orang yang beriman. Karena itu, bila seseorang benar dalam berbicara, maka dia telah memenuhi salah satu syarat guna memperoleh jaminan syurga. Rasulullah Saw bersabda:
Barangsiapa yang memberi jaminan kepadaku untuk memelihara diantara rahangnya (mulutnya) dan diantara kedua pahanya (kemaluan) niscaya aku menjamin baginya syurga (HR. Bukhari).
Orang yang kaya, cantik atau gandeng, populer, tinggi kedudukannya bahkan dianggap terhhormat di dalam masyarakat, tapi kalau sudah tidak benar dalam berbicara, maka dia akan menjadi manusia yang sangat hina dihadapan Allah dan rendah kedudukannya dihadapan sesama manusia. Oleh karena itu, sebagai muslim kita punya keharusan yang sangat untuk menjaga bahaya lidah.



Untuk itu, setiap muslim memiliki tanggung jawab untuk berusaha selalu benar dalam berbicara, baik benar dalam masalah yang dibicarakan maupun benar penggunaan bahasanya. Itu pula sebab, mengapa salah satu satu tanda orang munafik adalah dusta atau bohong dalam pembicaraannya. Al-Qur’an sendiri menegaskan bahwa setiap pembicaraan ada pertanggung-jawabannya dihadapan Allah Swt, karenanya ucapan kita itu dicatat oleh Malaikat yang selalu menyertai manusia di kanan dan kirinya, Allah berfirman yang artinya: Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (QS 50:18).

2. Menjaga Amanat.

Kehidupan di dunia ini tak lepas dari amanat. Jasmani yang sehat, harta yang banyak, ilmu yang luas, kedudukan yang tinggi merupakan amanat yang diberikan Allah Swt kepada kita. Belum lagi kepercayaan yang diberikan orang lain kepada kita dalam berbagai hal. Semua amanat itu harus dijaga, dan digunakan dengan sebaik-baiknya. Karena itu, manakala seseorang tidak memiliki sifat amanat, keimanan dianggap tidak ada pada dirinya dan manakala dia selalu mengkhianati amanat yang diberikan kepadanya, maka dia dianggap tidak memiliki agama, meskipun dia penganut agama. Rasulullah Saw bersabda:
Tidak beriman orang yang tidak memegang amanat, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati (HR. Ahmad).
Dengan demikian, manakala kita memiliki harta, menunaikan amanatnya adalah dalam bentuk membelanjakannya untuk kebaikan, jasmani yang sehat untuk mengabdi kepada Allah dan berjuang di jalan-Nya, ilmu yang luas untuk meningkatkan matabat kehidupan manusia, sedangkan kedudukan yang tinggi untuk menegakkan kebenaran. Oleh karena itu, manakala kita ingin memberikan amanah kepada seseorang, berikanlah kepada orang yang ahli agar bisa dihindari kehancurannya. Manakala seseorang selalu menunaikan amanat yang diberikan kepadanya, maka dia akan menjadi manusia yang istimewa, meskipun tidak memperoleh kenikmatan duniawi.

3. Akhlak Yang Baik.

Akhlak yang baik merupakan kekayaan yang paling mahal harganya bagi seorang muslim. Karena itu, Rasulullah Saw diutus untuk memperbaiki akhlak manusia. Itu pula sebabnya, manakala orang tua telah mendidik akhlak anaknya dengan baik, itu menjadi pemberian yang paling berharga ketimbang pemberian materi yang paling mahal sekalipun. Rasulullah Saw bersabda:
Tidak ada pemberian yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya yang lebih baik dari pendidikan adab (akhlak) yang baik (HR. Tirmidzi).
Meskipun seseorang, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara telah mencapai kemajuan dan kemakmuran yang besar, hal itu dapat kita rasakan sebagai sesuatu yang tidak ada artinya kalau masyarakat memiliki akhlak yang mulia. Karena itu, seorang ulama yang bernama Syauqi Bey berkata: Suatu akan tegak apabila baik akhlaknya, bila akhlak hancur, maka hancurlah bangsa itu.




4. Tidak Serakah.

Tamak atau serakah merupakan salah satu sifat tercela. Meskipun seseorang telah memperoleh materi yang banyak, tapi kalau dia tidak bersyukur dan tidak ada puasnya, maka dia menjadi orang yang terasa miskin. Keserakahan ternyata bukan hanya membuat seseorang tidak pandai bersyukur, tapi juga untuk memperoleh kenikmatan yang lebih banyak dia akan menempuh cara-cara yang tidak halal dan merampas hak-hak orang lain, meskipun mereka orang yang dirampas hak-haknya itu tergolong miskin.
Rasa syukur kepada Allah Swt membuat seseorang memperoleh keberuntungan yang besar, karena memang sudah janji Allah untuk menambah nikmat-Nya kepada siapa saja yang bersyukur, Allah berfirman yang artinya: Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS 14:7).
Sementara orang yang tamak akan mengalami kerugian bagi dirinya sendiri dan merugikan orang lain, dia tidak memiliki rasa optimis terhadap hari-hari mendatang, selalu curiga terhadap kemajuan yang dicapai orang lain dan pada akhirnya dia tidak disukai oleh Allah Swt dan sesama manusia. Ketika seorang sahabat datang kepada Rasulullah Saw guna menanyakan tentang amalan yang akan membuat manusia dicintai Allah dan manusia, Rasulullah Saw menjawab: Hiduplah di dunia dengan zuhud (bersahaja), maka kamu akan dicintai Allah, dan janganlah tamak terhadap apa yang di tangan manusia, niscaya kamu akan disenangi manusia (HR. Ibnu Majah).
Akhirnya, semakin kita sadari kalau keberuntungan dalam hidup di dunia tidak bisa semata-mata kita ukur dengan tinjauan materi. Karena itu, seandainya seseorang tidak memperoleh kenikmatan materi sekalipun, dia masih tergolong orang yang beruntung manakala menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Selasa, 24 Maret 2015

if only

Memorable scene = Di tengah guyuran hujan yang lebat, Ian dan Samantha gagal mengejar taksi. Momen menunggu taksi dimanfaatkan Ian untuk mengungkapkan perasaan dia yang sesungguhnya kepada Samantha. Inilah terakhir kalinya mereka berdua bersama sebelum akhirnya dipisahkan oleh maut.

Favourite line = Ian : "I have to tell you this and you need to hear it. I loved you since I met you, but I wouldn't allow myself to truly feel it until today. I was always thinking ahead, making decisions soaked with fear... Today, because of you... what I learned from you; every choice I made was different and my life has completely changed... and I've learned that if you do that, then you're living your life fully... it doesn't matter if you have five minutes or fifty years. Samantha if not for today, if not for you I would never have known love at all... So thank you for being the person who taught me to love... and to be love."

Hargai apa yang telah kau miliki. Kau tidak akan tahu betapa berharganya itu hingga kau kehilangan. Romantisme berbalut fantasi ini berhasil menawarkan kisah yang sangat romantis tatkala Ian berusaha memperbaiki kesalahan yang telah dia lakukan kepada Samantha di hari terakhir mereka bersama. Jika P.S. I Love You mengandalkan alam Irlandia sebagai jualan utama disamping romantismenya, maka If Only tidak jauh berbeda, hanya saja disini memakai tetangga Irlandia, Inggris.

Jumat, 13 Maret 2015

Imagine....

Semua manusia yang ada di bumi ini hadir lewat sebuah proses kelahiran. Jika dipikirkan dengan akal, kita akan menyadari betapa sebuah proses kelahiran benar-benar menakjubkan, setiap detail dan setiap rangkaian dari sebuah kelahiran tentu telah di rancang sedemikian rupa sehingga generasi baru bisa lahir darinya. Adalah seorang ibu yang memiliki peranan yang begitu besar dalam sebuah kelahiran. Kasih sayang dan benih cinta yang dimiliki oleh ayah dan ibu diwujudkan dalam benih kehidupan yang ditanam dalam rahim ibu. Proses panjang hingga menempuh kelahiran tentu merupakan sebuah momen yang mendebarkan bagi sang ibu, sekaligus menjadi momen yang membahagiakan menikmati peran sebagai seorang ibu. Dari mulai mengetahui nkehamilan, menjalani kehamilan, deg-deg an dan ketidak sabaran menunggu si buah hati, hingga proses kelahiran membuat ayah dan ibu senang sekaligus tegang menanti buah cintanya. Hanya sajqa, pernah kah sahabat mengalami hal serupa yang saya rasakan, dimana seringkali kita bertanya-tanya, bagaimana bisa seorang bayi dengan bobot tubuh yang cukup besar berada dalam perut seorang wanita dan mengalami kelahiran yang sangat dahsyat? ( perlu sahabat ketahui, bayi saya lahir d berat 3,5 kg). Seringkali kita berpikir bagaimana proses kelahiran itu bisa terjadi,mengingat bobot bayi yang cukup besar itu bisa dan sanggup ditopang oleh seorang wanita. Tentu saja kasih sayang dan cinta adalah jawaban mutlaknya. Karena tanpa kedua hal itu, tidak lah mungkin seorang dengan rela melakukan pengorbanan sebesar itu. Belum lagi dengan “pengalaman” psikologi yang cukup mengurasemosi ayah n bunda.... So, perempuan.. Berdoalah...setiap kita semoga menikmati peran ini. Solok, Akademik. 10.03 am Sat, 14 March 15