Jumat, 31 Mei 2013

Rabu, 29 Mei 2013

TAFSIR PERASANGKA BURUK


A. Tafsir Surat Al-Hujuraat ayat 12


Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Hujuraat : 12)

Asbabun nuzulnya:
Ayat ini turun berkenaan dengan seorang sahabat yang bernama Salman Al-Farisi apabila selesai makan, dia suka terus tidur dengan mendengkur. Pada waktu itu ada salah seorang yang mempergunjingkan perbuatannya, sehingga sampai terdenganr oleh nabi. Maka turunlah ayat ini yang melarang seseoarang mengumpat dan menceritakan kejelekan atau keaiban orang lain.
Ayat ini memulai dengan perkataan yang ditunjukkan oleh orang-orang yang beriman yang berbunyi: (يا يهاالذ ين امنوا اجتنبوا كثيرا من الظن) hai orang-orang yang beriman jahuilah oleh kalian kebanyakan buruk sangka terhadap sesama muslim, maksudnya ayat ini melarang orang beriman berburuk sangka terhadap orang lain bukan hanya kepada orang islam saja, tetapi berlaku untuk umum atau semua orang. Dengan bertujuan agar terhindar dari bisikan-bisikan yang bisa merampas kebaikan yang ada dalam dirinya yang dilontarkan oleh sekitarnya, dan menjaga kehormatan setiap individu. Kemudian ayat ini memberikan sebuah penekanan yang berbunyi (ان بعض الظن اثم) sesungguhnya berburuk sangka sesama muslim (semua orang) dengan persangkaan yang buruk adalah dosa. Adapun riwayat yang mendukung ayat diatas adalah sebagai berikut:
Dalam sebuah riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, Nabi saw. bersabda; “Hindarilah olehmu berburuk sangka karena buruk sangka itu berita yang amat dusta, dan janganlah kamu memata-matai orang lain, jangan mecari-cari berita tentangnya, jangan saling mengungguli dalam jual beli, jangan saling membenci dan jangan saling mendiamkan. Tidak dijakan kalian hamba-hamba Allah yang bersauadara . Tidak halal bagi seorang muslim untuk mendiamkan saudarnya lebih dari tiga hari.
Riwayat lain, dari Abu Barzakh Al-Aslami, ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Hai orang-orang yang beriman dengan lidahnya tetapi iman tidak masuk dalam hatinya, janganlah kalian menggunjing orang-orang Islam dan jalanlah kamu meneliti cacat-cacat mereka, karena baraang siapa yang meneliti cacat orang Islam, maka Allah akan meneliti cacatnya. Dan barang siapa yang diteliti cacatnya oleh Allah, maka dia akan dibukakan cacatnya ditengan rumahnya sendiri.
At-Tabrani juga meriwayatkan dari Harisah Ibnu Nu’mam ra. bahwa Rosulullah saw. bersabda: “Ada tiga hal yang lekat pada umatku, yaitu tayyarah (menduga hal buruk), dengki dan zhann (berburuk sangka terhadap orang lain). Seseorang laki-laki bertannya, “apakah yang dapat menghilangkan hal tersebut, ya Rasulullah dari orang yang memiliki sifat-sifat seperti itu?”, Rasulullah bersabda “ apabila kamu mendengki maka mohon ampunan kepada Allah, dan apabila kamu buruk sangka maka janganlah kamu memeriksa benar tidaknya, dan apabila kamu menduga maka laksanakan saja rencanamu.”
Menurut Sayyid Quthub, tatkala larangan disandarkan atas banyak berperasangka, sedang aturannya menyebutkan bahawa sebagian perasangka itu merupakan dosa, maka pemberitahuan dengan ungkapan ini intinya agar manusia menjahui buruk sangka apapun yang akan menjerumuskaannya kedalam dosa. Sebab, ketidak tauan sangkaannya yang manakah yang menimbulkan dosa. Sedang Al-Maraghi berpendapat bahwa, persangkaan yang buruk itu diharamkan terhadap orang yang disaksikan sebagai orang yang menutupi aibnya, sholeh, dan terkenal amanatnya. Adapun orang yang mempertontonkan diri sebagai orang yang gemar melakukan dosa, seperti orang yang masuk ke tempat-tempat pelacuran atau berteman dengan penyayi yang cabul, maka tidaklah diharamkan berburuk sangka terhadapnya. Dari urian pendapat diatas penulis berpendapat bahwa, boleh seseorang itu berburuk sangka kalau memang sudah terbukti orang tersebut orang yang tidak baik, tetapi untuk orang yang sudah baik maka tidak boleh sesorang untuk berperasangka terhadapnya karena hal itu diharamkan, seperti dalam sebuah riwayat mengatakakan, “sesungguhnya Allah mengharamkan darah dan kehormatan orang Islam, dan disangka dengan perasangkaan yang buruk”. Sehingga dalam konteks perasangka buruk, itu tidak boleh bagi orang yang baik, boleh bagi orang yang buruk akhlak.

Setelah Allah SWT. Menyuruh untuk menjauhi kebanyakan buruk sangka, maka Allah melarang pula dari mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. yang berbunyi, (ولا تجسسوا ولايغتب بعضكم بعضا) adapun hadits yang mendukung dengan potongan ayat ini seperti riwayat yang diatas adalah riwayat bukhari dan muslim dari Abu Hurairah, Nabi saw. bersabda; “Hindarilah olehmu berburuk sangka karena buruk sangka itu berita yang amat dusta, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, jangan mecari-cari berita tentangnya, jangan saling mengungguli dalam jual beli, jangan saling membenci dan jangan saling mendiamkan. Tidak dijakan kalian hamba-hamba Allah yang bersauadara . tidak halal bagi seorang muslim untuk mendiamkan saudarnya lebih dari tiga hari.”
Ada beberapa pengertian mengenai At-Tajassus sebagai berikut;
- At-Tajassus (memata-matai) adalah mencari-cari apa yang tersembunyi darimu.
- At-Tajassus (merasa-rasai) adalah mencari-cari berita mengenai saudaramu.
- At-Tajassus maksudnya berjual beli atas jual beli orang lain dengan cara saling mengungguli harga.
Menurut Sayyid Quthub, At-Tajassus kadang-kadang merupakan kegiatan yang mengiringi dugaan dan kadang-kadang sebagai kegiatan awal untuk menyingkap aurat dan mengetahui keburukan. Adapun dalil-dalil hadits yang memperjelas dan memperkuat ayat diatas adalah sebagai berikut;
Imam ahmad dan Abu Dawud meriwayatkan dengan sanad Dijjin, sekretaris Uqbah, bahwasannya Rasulullah saw. bersabda; “Barangsiapa yang menutupi aib seorang mukmin, dia bagaikan menggali anak yang dikubur hidup-hidup dari kuburnya.”
Sufyan ats-Tsauri meriwayatkan dari Rasyid bin Sa’ad, dari Mu’awiyah bin Abi Safyan, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Jika kamu menyelidiki aib manusia, berarti kamu mencelakakan mereka atau nyaris mencelakakan mereka.”
Sedang ayat yang berbunyi, janganlah kamu menggunjingkan atau mencaci maki satu sama lain dengan sesuatu yang tidak disukai, maksudnya adalah menyebut-nyebut dengan terang-terangan, atau dengan isayarat, atau dengan cara lain yang dikategorikan gunjingan. Karena hal yang demikian dapat mengakibatkan api amarah orang yang digunjing, karena hati seseorang apabila diusik dengan sesuatu yang tidak mengenakan akan tersa sakit walau hal yang digunjingkan itu tidak sesuai dengan kennyataannya, apalagi sesuai dangan kennyataan. Adaapun sesuatu yang tidak disukai ketika digunjingkan adalah mengenai hartanya, agama, rupa, akhlak, harta, anak istri, pembantu, pakaian, dan lain-lain. menurut al-Hasan ghibah adalah kamu berkata-kata mengenai kejelekan orang lain tentang hal-hal yang ada padanya, atau hal-hal yang tidak ada padanya. Selanjutnya Allah memberikan perumpamaan bagi orang yang suka buruk sangka dan ghibah, dengan perumpamaan orang yang memakan daging saudarnya yang sudah mati. mengapa Allah memberikan perumpaman demikian? Karena ghibah tersebut berarti merobek-robek kehormatan, menghancurkan hati, yang serupa dengan merobek-robek daging. Kalau seseorang tidak mau atau tidak suka melakukannya maka janganlah berbuat demikian, karena hal itu merugikan dirisendiri dan orang lain.

Diakhir ayat tersebut berbunnyi (واتقواالله ان الله تواب رحيم) dan bertaqwalah kepada Allah (atas apa yang diperintahkan dan dilarang terhadapmu, waspadlah dan takutlah kepada Allah) sesungguhnya Allah menerima taubat (dari orang yang mau bertaubat kepadanya atas dosa yang ia telah lakukan) lagi maha belaskasih sayang terhadap orang yang mau bertau bat kepadanya.


B. Cara Menghindari Buruk Sangka
Adapun solusi untuk menghidari ghibah dan buruk sangka adalah sebagai berikut;
- Berteman dengan orang-orang yang baik atau benar dalam tuturkata, sehingga bisa masuk dalam budipekertinya dan merasa nyaman bila bersamanya karena mereka adalah perisai ketika mengalami musibah dan hiasan ketika senang.
- Jangan mudah bersumpah kepada orang lain, karena dengan mudah bersumpah bisa membuka peluang adannya ghibah, tetapi berikanlah jawaban yang pasti jangan meragukan.
- Jangan bertannya tentang sesuatu yang tidak ada pada orang lain, sehingga sesuatu itu seolah-olah ada pada dirinya.
- Jangan berbicara sesuatu yang tidak mengenakkan kepada orang yang diajak bicara.
- Berkatalah dengan jujur bila ditanya tentang diri yang diajak bicara, walau hal itu menyakitkanya.

C. Macam-macam Kebolehan ghibah
Ghibah tidak haram apabila dengan tujuan yang benar menurut syara’ yang tidak mungkin tujuan itu tercapai dengan melakukan ghibah adalah sebagai berikut:
- Penganiayaan dalam rumah tangga maksudnya orang dianiaya boleh mengadukan halnya kepada orang yang ia sangka, baik pengaduan secara keluarga, kepolisi atau pengadilan.
- Meminta tolong untuk merubah keburukannya dengan cara menceritakan semua kejelakannya dengan masud supaya sadar dengan keburukannya.
- Memberi peringatan atau rambu-rambu agar waspada seperti cacatnya para perowi dan orang yang berani memberi fatwa, padahal bukan ahlinya.

D. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa buruk sangka itu tidak boleh dilakukan kepada orang yang sholeh, sedang kepada orang yang buruk akhlak boleh dilakukan hanya untuk kehati-hatian atau kewaspadaan terhadapnya, sedangan ghibah tidak boleh atau haram apalagi disebar luaskan baik orang yang buruk akhlak atau orang yang sholeh. Dengan pengecualian yaitu untuk tujuan yang benar menurut syarat yang tidak mungkin tujuan itu tercapai dengan melakukan ghibah itu dibolehkan. Keburakan seseorang itu bisa terhapus menjadi bersih dengan cara bertaubat menyesali perbuatannya dengan sungguh-sungguh tidak mengulanginya, dan meminta maaf terhadap orang yang pernah dighibah atau yang diburuk sangkai.

E. Penutup
Demikian yang bisa penulis sampaikan mudah-mudahan bermanfaat, apabila ada penulisan yang salah atau penjelasannya yang kurang tepat, penulis mohon kritik dan saran yang membangun, agar penulis lebih sempurna lagi dalam menyusun makalah.

F. Referensi
- Al-Quran dan Terjemah di Microsoft Word. Surat Al-Hujuraat ayat 12.
- K.H.Q. Shalaeh dkk, Asbabun Nuzul (latar belakang historis turunnya ayat-ayat Al-Qur’an). Bandung: CV Diponegoro. 2000.
- Sayyid Quthub, Penerjemah; As’ad Yasin, dkk. Tafsir fi Zhailail-Qur’an. Jakarta: Gema Insani Press, 2004.
- Ahmad Musthofa Al-Maraghi, Penerjemah; Bahrun Abu Bakar, dkk. Terjemah Tafsir Al-Maraghi. Semarang: CV Toha Putra. 1993.

Senin, 20 Mei 2013

Kematian (Ternyata) Tak Datang Tiba-Tiba

Menuju alam yang belum pernah ku ketahui wujudnya. Aku masih belum juga tersadarkan.

Kematian itu datang tak mengetuk pintu. Mencerabut manusia dari orang-orang terkasihnya tak peduli ia miskin atau kaya, tua atau muda, sengsara atau bahagia,  siap atau tidak siap menyambutnya. Masih saja aku bergeming. Menganggap kematian itu masih jauh dariku. Kematian adalah milik orang lain. Aku? Entahlah . . .yang jelas aku yakin ia masih jauh dariku. Lihat saja tubuhku yang bugar, lenganku yang kokoh, pandangan mataku yang tajam, langkah kakiku yang tegap, tak ada satupun yang menunjukkan bahwa aku pantas dijemput maut. Aku senantiasa menjaga kebugaran tubuhku. Olahraga dan suplemen menjadi makananku sehari-hari. Pun check up rutin kulakukan setahun sekali. Sungguh, saat ini aku tak yakin kematian akan menghampiriku.

Hingga sore tadi tubuhku menggigil. Bukan, bukan karena sakit, karena seperti kubilang tadi, aku rajin berolahraga, minum vitamin, dan berobat rutin ke dokter. Aku tergetar oleh sebuah pesan singkat yang singgah di selulerku. Seorang sahabat (lagi-lagi) meninggalkanku tanpa pamit. Seorang sahabat  yang pagi pagi tadi masih kunikmati tawanya berderai-derai, tegap badannya yang gagah, langkah kakinya yang tegap, pandangan matanya yang tajam...

Oh kematian...pelajaran apa yang hendak kau bagi kali ini?
Bahwa kematian itu datang tiba-tiba?
Bahwa kita tak pernah tahu kapan ia menjemput kita?
Bahwa kematian yak mungkin menghampiri kita di usia belia?
Benarkah?
Bukankah Dia telah mengingatkan kita dalam Kitab Nya yang sempurna bahwa tiap-tiap jiwa akan merasakan mati?
Bukankah Dia juga mengingatkan melalui lisan utusan Nya yang mulia bahwa orang yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak menyiapkan bekal untuk kehidupan akhiratnya?
Bukankah Dia telah "memvonis" saat kepulangan kita seiring dengan saat Dia tiupkan ruh di jasad kita? Sungguh, berulang kali Dia mengingatkan kita akan suatu kepastian ini. Masihkah kita menganggap bahwa kematian itu datang tiba-tiba?

Selasa, 07 Mei 2013

MENGENALI AKHIRAT DENGAN JIWA


"Hati yang tercerahkan mempunyai jendela yang terbuka ke arah dunia ruhani sehingga ia dapat mengetahui penyebab segala kerusakan dan kebahagiaan. Ia mengetahui bukan dari kabar angin atau kepercayaan tradisi...onal, melainkan bisa dialami secara nyata. Sangat jelas dan nyata, sejelas seorang dokter yang mengetahui penyebab penyakit atau masalah kesehatan.

Ia akan mengetahui bahwa pengetahuan tentang Allah dapat menjadi obat bagi jiwa, sedangkan kejahilan dan dosa akan menjadi racun yang merusak.

Banyak orang, termasuk ulama, karena taklid buta terhadap pendapat orang lain, tak punya keyakinan yang benar mengenai kebahagiaan datau penderitaan jiwa di akhirat. Sedangkan, orang yang mau mempelajari hal ini dengan pikiran yang bersih dari prasangka akan sampai pada keyakinan yang. Jelas tentang
masalah ini.

Kematian akan mengakibatkan keadaan berbeda pada dua jenis jiwa yang dimiliki manusia, yakni jiwa hewani dan jiwa ruhani. Jiwa ruhani bersifat malakut.

Sementara jiwa hewani bertempat di hati, dari sana menyebar seperti uap ke semua anggota tubuh, memberi tenaga atau kemampuan melihat pada mata, mendengar pada telinga, dan seluruh anggota tubuh lainnya sehingga mereka dapat menjalankan fungsinya.

Hal ini seperti sebuah lampu di sebuah pondok yang cahayanya menyebar ke dinding-dinding. Hati adalah sumbu lampu ini, dan jika aliran minyaknya terputus karena suatu sebab, maka lampu ini akan mati. Seperti itulah jiwa hewani mengalami kematian.

Ini berbeda dengan jiwa ruhani atau jiwa manusiawi.


Jiwa ruhani tak terbagi dan dengan jiwa itulah manusia dapat mengenali Allah. Bisa dikatakan, ia merupakan pengendara bagi jiwa hewani. Dan, ketika jiwa hewani musnah, jiwa ruhani tetap ada. Keadaannya serupa dengan penunggang kuda yang telah turun atau pemburu yang tak lagi bersenjata.

Kuda dan senjata itu adalah anugerah bagi jiwa ruhani agar ia bisa mengejar dan menangkap keabadian cinta dan pengetahuan tentang Allah. Jika berhasil, ia pasti akan merasa lega dan bahagia meski senjata atau tunggangannya telah meninggalkan dirinya; ia tak akan berkeluh kesah.
Maka dari itu, Rasulullah Saw bersabda, "Kematian adalah hadiah Tuhan yang diharap-harapkan kaum beriman." Namun demikian, ia akan celaka dan menderita jika kuda atau senjata itu telah hilang sedang ia belum berhasil meraih tujuannya. Kesedihan dan penyesalannya sangat tak terbayangkan."
--Imam Al-Ghazali dalam Kimiya As-Sa'adah

Minggu, 05 Mei 2013



: PERKARA YANG DAPAT MERUSAK AMAL-AMAL BAIK :::

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

1. Al istighlal bi’uyubil kholqi (sibuk dengan aib orang lain) sehingga lupa pada aib sendiri. Semut diseberang kelihatan sedang gajah dipelupuk mata tidak kelihatan.

2. Qaswatul qulub (hati yang keras)
Kerasnya hati terkadang lebih keras dari batu karang.Sulit menerima nasehat.

3. Hubbun dunya (cinta mati terhadap dunia)
Merasa hidupnya hanya di dunia saja maka segala aktifitasnya tertuju pada kenikmatan dunia sehingga lupa akan hari esok di
akhirat.

4. Qillatul haya’(sedikit rasa malunya)
Jika seseorang telah kehilangan rasa malu maka akan melakukan apa saja tanpa takut dosa.

5. Thulul amal (panjang angan-angan)
Merasa hidupnya masih lama di dunia ini sehingga enggan untuk taubat.

6. Dhulmun la yantahi (kezaliman yang tak pernah berhenti)
Perbuatan maksiat itu biasanya membuat kecanduan bagi pelakunya jika tidak segera taubat dan berhenti maka sulit untuk
meninggalkan kemaksiatan tsb.

Semoga kita semua dijauhkan dari 6 perkara ini sehingga
tetap istiqomah dalam ketaqwaan..


\

Raihlah cinta

Cinta yang dibina atas dasar cinta Allah akan menjadikan pernikahan sebagai taman atau kebun percintaan.
Mungkin sekali terkadang bergolak juga, tetapi atas dasar ibadah dan tanggungjawab, cinta dapat dibina semula..

Raihlah cinta itu selalu dengan solat, zikir, membaca Al-Quran dan sedekah,
Insya اَللّهُ mendapat berkat-Nya. ( Aamiin )

:: PILIH DIA KARENA AGAMANYA... :)


“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demi...kian, niscaya kamu akan merugi.”

(HR. Bukhari-Muslim)

Share jika bermanfaat...

Lirik Pengantar Umur

Tiada Duka Yang Abadi

Tiada duka yang abadi di dunia
Tiada sepi merantaimu selamanya
Malam kan berakhir, hari kan berganti
Takdir hidup kan di jalani

Tangis dan tawa nyanyian yang mengiring
Hati yang rindukan cinta di jalan-Mu
Namun ku percaya hati meyakini
Semua akan indah pada akhirnya

Andai bisa ku mengulang
Waktu hilang dan terbuang
Andai bisa perbaiki s'gala yang terjadi
Tapi waktu tak berhenti
Tapi detik tak kembali
Harap ampunkan hamba-Mu ini

Waktu berputar rembulan dan matahari
Bunga yang mekar akan layu akan mati
Malam kan berakhir, hari kan berganti
Takdir hidup kan di jalani

Andai bisa ku mengulang
Waktu hilang dan terbuang
Andai bisa perbaiki s'gala yang terjadi
Tapi waktu tak berhenti
Tapi detik tak kembali
Harap ampunkan hamba-Mu ini

Andai bisa ku mengulang
Waktu hilang dan terbuang
Andai bisa perbaiki s'gala yang terjadi
Tapi waktu tak berhenti
Tapi detik tak kembali
Harap ampunkan hamba-Mu ini
Harap ampunkan hamba-Mu ini
Lirik Lagu Tiada Duka Yang Abadi Opick @ Lirikami


Mungkin ada yang pernah mendengar atau sering malah (seperti saya), lirik lagu ini.
Ya, Opick...seniman berhati lembut yang karyanya mampu mengaburkan penglihatanku-kala itu.
Tiada Duka yang Abadi, 
cukup membuatku tercenung mengikuti liukan lirik sederhana tapi berpengaruh dengan kisah dan episode kehidupan yang menghampiri hidupku.
detik-detik waktu merambat menuju angka 25 tahun perjalanan umur mendampingi jasad.
Kau tahu kawan, tanpa pernah kuduga sebelumnya perjalanan hidup banyak mengajarkan arti sebuah peristiwa. 
Membuat ku menyadari betapa setiap perkara yang telah dituliskan selaluuu......selaluuu, bahkan selaluu mempunyai hikmah, terlihat buruk, bahkan sangat disesali kenapa terjadi. Sekali lagi kawan, selalu ada hikmah.
Episode hidup.
yang dijalani akhir-akhir ini cukup membuat suatu hentakan dalam periode perak umurku.
*sedikit ku tulis kalimat indah yang keluar dengan entengnya dari bibir indah *oh NO. * bersumber dari orang yang saat ini ku sayang, dengan ikhlasnya dia bergumam *entah dia sengaja memperdengarkan ke telinga ku "aku keriput, dan seperempat abad ini cukup membuat ku tua"
hahaayyy......
aku tahu dia menggodaku, karena selalu begitu, selalu menggoda ku.
tapi kau tahu, kawan.
Adanya dia ikut menjadi bagian dari kisah penuh hikmah menuju umur ku.
Adanya orang itu, membuatku merasakan kesedihan dan kebahagiaan dalam waktu yang sama. Kekacauan dan ketenangan dalam satu lipatan waktu.
ya, pengganggu kalau boleh ku bilang, sekaligus penawar.

Allah....
terakhir ini cukup mungkin untuk hari ini. Karena dia, ya, dia yang kali ini tak mau ku sebut namanya dengan tidak sabar mengajak ku beranjak dari tempat -membosankan- ini.

cukup hari ini.
Salam, menjelang malam.

Kamis, 02 Mei 2013

EMPAT PERKARA YANG TIDAK MERUGIKAN



Setiap orang, apalagi sebagai muslim, pasti menginginkan keberuntungan dalam hidupnya. Karenanya, manusia biasanya selalu berusaha untuk meraih keberuntungan itu, baik berupa ma
teri, kepercayaan dari orang lain yang kemudian membawa keberuntungan, jabatan yang tinggi, popularitas yang tidak tertandingi , keturunan yang menyenangkan dan sebagainya. Namun tidak semua keinginan duniawi manusia bisa diraihnya. Ada banyak orang yang berambisi untuk mendapatkan banyak hal dari kenikmatan duniawi tapi dia tidak memperolehnya.
Bagi seorang muslim, manakala keinginan duniawinya tidak tercapai, dia tidak akan menganggap hidupnya menjadi sia-sia, apalagi sampai putus asa. Masih ada harapan yang lebih mulia untuk diraihnya, yakni keridhaan Allah dan syurga yang penuh dengan kenikmatan. Karenanya bila kenikamatan duniawi itu tidak diraihnya, dia tidak merasa hal itu sebagai suatu kerugian besar, karena yang rugi bukanlah orang yang tidak memperoleh kenikmatan duniawi, Allah berfirman yang artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali yang beriman dan beramal shaleh, nasihat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi keshabaran (QS 103:1-3).
Oleh karena itu, ada satu hadits Nabi Muhammad Saw yang memberikan resep kepada kita untuk merasa tidak rugi dalam menjalani kehidupan di dunia ini hanya karena tidak memperoleh kenikmatan duniawi. Rasulullah Saw bersabda:
Empat perkara, apabila keempatnya ada padamu, maka tidak merugikan engkau dari apa yang tidak engkau peroleh dari dunia, yaitu: benar dalam berbicara, menjaga amanat, akhlak yang baik dan tidak serakah dalam makanan (HR. Ahmad, Thabrani, Hakim dan Baihaqi).
EMPAT RESEP.
Dari hadits di atas, terdapat empat resep dari Rasulullah Saw agar seandainya kita tidak memperoleh apapun dari kenikmatan duniawi, kita tidak menganggapnya sebagai kerugian yang besar, sebab masih ada keberuntungan yang lebih besar lagi dan justeru hal itu memberikan kenikmatan tersendiri dalam hidup ini.
1. Benar Dalam Berbicara.
Bicara yang benar merupakan salah satu dari ciri orang yang beriman. Karena itu, bila seseorang benar dalam berbicara, maka dia telah memenuhi salah satu syarat guna memperoleh jaminan syurga. Rasulullah Saw bersabda:
Barangsiapa yang memberi jaminan kepadaku untuk memelihara diantara rahangnya (mulutnya) dan diantara kedua pahanya (kemaluan) niscaya aku menjamin baginya syurga (HR. Bukhari).
Orang yang kaya, cantik atau gandeng, populer, tinggi kedudukannya bahkan dianggap terhhormat di dalam masyarakat, tapi kalau sudah tidak benar dalam berbicara, maka dia akan menjadi manusia yang sangat hina dihadapan Allah dan rendah kedudukannya dihadapan sesama manusia. Oleh karena itu, sebagai muslim kita punya keharusan yang sangat untuk menjaga bahaya lidah.



Untuk itu, setiap muslim memiliki tanggung jawab untuk berusaha selalu benar dalam berbicara, baik benar dalam masalah yang dibicarakan maupun benar penggunaan bahasanya. Itu pula sebab, mengapa salah satu satu tanda orang munafik adalah dusta atau bohong dalam pembicaraannya. Al-Qur’an sendiri menegaskan bahwa setiap pembicaraan ada pertanggung-jawabannya dihadapan Allah Swt, karenanya ucapan kita itu dicatat oleh Malaikat yang selalu menyertai manusia di kanan dan kirinya, Allah berfirman yang artinya: Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (QS 50:18).
2. Menjaga Amanat.
Kehidupan di dunia ini tak lepas dari amanat. Jasmani yang sehat, harta yang banyak, ilmu yang luas, kedudukan yang tinggi merupakan amanat yang diberikan Allah Swt kepada kita. Belum lagi kepercayaan yang diberikan orang lain kepada kita dalam berbagai hal. Semua amanat itu harus dijaga, dan digunakan dengan sebaik-baiknya. Karena itu, manakala seseorang tidak memiliki sifat amanat, keimanan dianggap tidak ada pada dirinya dan manakala dia selalu mengkhianati amanat yang diberikan kepadanya, maka dia dianggap tidak memiliki agama, meskipun dia penganut agama. Rasulullah Saw bersabda:
Tidak beriman orang yang tidak memegang amanat, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati (HR. Ahmad).
Dengan demikian, manakala kita memiliki harta, menunaikan amanatnya adalah dalam bentuk membelanjakannya untuk kebaikan, jasmani yang sehat untuk mengabdi kepada Allah dan berjuang di jalan-Nya, ilmu yang luas untuk meningkatkan matabat kehidupan manusia, sedangkan kedudukan yang tinggi untuk menegakkan kebenaran. Oleh karena itu, manakala kita ingin memberikan amanah kepada seseorang, berikanlah kepada orang yang ahli agar bisa dihindari kehancurannya. Manakala seseorang selalu menunaikan amanat yang diberikan kepadanya, maka dia akan menjadi manusia yang istimewa, meskipun tidak memperoleh kenikmatan duniawi.
3. Akhlak Yang Baik.
Akhlak yang baik merupakan kekayaan yang paling mahal harganya bagi seorang muslim. Karena itu, Rasulullah Saw diutus untuk memperbaiki akhlak manusia. Itu pula sebabnya, manakala orang tua telah mendidik akhlak anaknya dengan baik, itu menjadi pemberian yang paling berharga ketimbang pemberian materi yang paling mahal sekalipun. Rasulullah Saw bersabda:
Tidak ada pemberian yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya yang lebih baik dari pendidikan adab (akhlak) yang baik (HR. Tirmidzi).
Meskipun seseorang, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara telah mencapai kemajuan dan kemakmuran yang besar, hal itu dapat kita rasakan sebagai sesuatu yang tidak ada artinya kalau masyarakat memiliki akhlak yang mulia. Karena itu, seorang ulama yang bernama Syauqi Bey berkata: Suatu akan tegak apabila baik akhlaknya, bila akhlak hancur, maka hancurlah bangsa itu.




4. Tidak Serakah.
Tamak atau serakah merupakan salah satu sifat tercela. Meskipun seseorang telah memperoleh materi yang banyak, tapi kalau dia tidak bersyukur dan tidak ada puasnya, maka dia menjadi orang yang terasa miskin. Keserakahan ternyata bukan hanya membuat seseorang tidak pandai bersyukur, tapi juga untuk memperoleh kenikmatan yang lebih banyak dia akan menempuh cara-cara yang tidak halal dan merampas hak-hak orang lain, meskipun mereka orang yang dirampas hak-haknya itu tergolong miskin.
Rasa syukur kepada Allah Swt membuat seseorang memperoleh keberuntungan yang besar, karena memang sudah janji Allah untuk menambah nikmat-Nya kepada siapa saja yang bersyukur, Allah berfirman yang artinya: Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS 14:7).
Sementara orang yang tamak akan mengalami kerugian bagi dirinya sendiri dan merugikan orang lain, dia tidak memiliki rasa optimis terhadap hari-hari mendatang, selalu curiga terhadap kemajuan yang dicapai orang lain dan pada akhirnya dia tidak disukai oleh Allah Swt dan sesama manusia. Ketika seorang sahabat datang kepada Rasulullah Saw guna menanyakan tentang amalan yang akan membuat manusia dicintai Allah dan manusia, Rasulullah Saw menjawab: Hiduplah di dunia dengan zuhud (bersahaja), maka kamu akan dicintai Allah, dan janganlah tamak terhadap apa yang di tangan manusia, niscaya kamu akan disenangi manusia (HR. Ibnu Majah).
Akhirnya, semakin kita sadari kalau keberuntungan dalam hidup di dunia tidak bisa semata-mata kita ukur dengan tinjauan materi. Karena itu, seandainya seseorang tidak memperoleh kenikmatan materi sekalipun, dia masih tergolong orang yang beruntung manakala menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.




Kembali lagi,
Terurai kepingan…
Prolog mengantarkan kau kembali kawan,mendengar sekelumit  bahasa membingungkan…
Pecah,
Kaca sebelah ikut meramaikan,
Tuhan,
 serasa seonggok daging yang dipelintir.
Argghhhhhh…
Labirin meracau dalam imajinasi..

Satu kata..
Menyedihkan.

Rabu, 01 Mei 2013

teruntuk iftiyata

bicara tentang hujan,
hujan yang menghubungkan aku dan kamu pada awalnya

sore ini Mei tanggal 1, mendung.
berharap hujan turun

selamat ulang tahun iftiyata

sanghujan 1 mei 2013
Apa benar . . .
ini hari itu..?
biru, kudendangkan biru itu.

0105,   
entahlah,
terlalu takut ku eja angka...
mengeja detik perputaran jarum.
membaca rotasi bumi,
mengikuti langkah cercahan matahari.

hening,
kutemukan kehilangan hadir meramaikan bias lorong
pias
hey, kamu...
sumbang ku dengar bisik suaraku,
entahlah,,
kau dengar, kau tuli..
aku teriak, aku bisu...

jingga...
kupeluk hari ini, erat
ku dekap...
kupagut,
aromamu..
meski basah, masih lembab..
bulir ....
jatuh,,
luruh...

seperti korek api
sendiri, mematung..
menunggu keheningan,
melambaikan tangan.

lagi,
ku dendangkan
biru ku...
yang rindu akan
aromamu...

*my day, 25 tahun persebahan umurku.
ruang jelaga, 04.06 pm